Pesta mulai berjalan, kini sudah waktu nya untuk berdansa. Thea tentu saja akan berdansa dengan Edmund.
"Gerakanmu tidak sekaku yang ku bayang kan," ucap Edmund.
Thea menatap Edmund dengan mata memicing.
Kedua nya beberapa kali berputar di lantai dansa. Suasana begitu romantis, apalagi dengan putra mahkota yang berada di tengah tengah ballroom. Semua nya terlihat sempurna, sampai ada prajurit yang masuk dengan baju compang camping dan darah yang keluar dari beberapa tubuh nya.
Para bangsawan wanita menjerit histeris dan mulai heboh. Langkah mereka sudah mulai tidak beraturan dengna berlari kesana kemari.
"Ada apa?" tanya Seamus.
"Ada monster yang menyerang yang mulia. Kami sudah menahan semaksimal mungkin, namun kami tidak bisa. Tenaga kami terkuras habis." ucap sang prajurit dengan nafas yang berat.
Edmund dan Thea mendekati kedua nya. "Dimana?" tanya Edmund.
Mereka sedang berjalan masuk ke istana, My Lord. Mungkin sekarang sudah dekat." jawab si prajurit.
Begitu prajurit itu menyelesai kan ucapannya, terdengar suara ledakan dari luar istana. "Mereka datang yang mulia," prajurit itu langsung luruh ke lantai setelah selesai berbicara.
Thea langsung berlari. Dia tidak mungkin bertarung dengan pakaian ribet seperti sekarang. Dia harus mengganti pakaian nya dengan pakaian yang mudah untuk bergerak.
Begitu dekat dengan kamar nya, Thea langsung melepas semua yang berada di tubuh nya kecuali dalaman nya. Lalu dia mulai mengganti pakaian nya dengan cepat.
Panah dan busuk kini sudah berada di tangan nya. Dengan cepat, Thea kembali berlari.
Saat turun ke tempat pesta di adakan, tempat itu sudah sangat berantakan. Para monster sudah masuk ke dalam istana. Teriakan dan jeritan kesakitan terdengar di telinga Thea. Dia jadi bingung sekarang, mau mengobati atau melawan.
Thea melihat adik dan ayah nya yang bertarung tidak jauh dari posisi nya. Melihat keberadaan mereka, dia akhir nya memilih untuk mengobati para korban. Panah dan busur nya sudah berada di belakang punggung nya.
Mata gadis itu beberapa kali melihat kesana kemari, namun dia tidak menemukan orang yang di cari nya.
"Kemana dia? Apa dia bertarung di luar? Aku juga tidak melihat Seamus dan Astin." gumam Thea.
Tubuh nya kini sudah mulai lemas karena terlalu banyak menggunakan mana nya. Luka para korban juga tidak bisa di anggap ringan, karena itu dia kelelahan.
"Troll!!!" teriakan itu membuat Thea langsung bangkit. Dia menoleh sekali lagi ke para korban dan setelah nya langsung berlari keluar saat meresa mereka sudah bisa dia tinggal.
"Fuck! Seharus nya mereka tidak menyerang sekarang. Siapa yang membuat mereka menyerang?" umpat Thea.
Jika sesuai dengan di novel, mereka - para monster, belumn waktu nya untuk menyerang.
"Ini maju sekali," ujar Thea.
Di saat genting seperti ini, dia malah salah melihat ke arah pergelangan tangan Edmund yang di lingkari gelang. Gelang yang dia cari keberadaan nya itu kini berada di tangan pria itu.
"Gelang nya!" seru Thea.
Gadis itu seakan lupa dengan tujuan nya dan berlari ke arah Edmund yang sedang bertarung. Saat beberapa monster menargetkan diri nya, barulah Thea sadar.
"Sial! Mau mengambil gelang nya saja harus ribet begini." gerutu Thea.
Gadis itu terpaksa memanah mereka dan mengundur pengambilan gelang itu. "Aku harus mendapat kan gelang itu sebelum mana ku habis," ucap Thea.

KAMU SEDANG MEMBACA
Make My Own Choice
FantasySetelah menerima undangan ke sebuah pulau bersama 12 orang lainnya. Masing-masing dari mereka menerima perhiasan dan dia menerima gelang cantik bermata berlian, setelah memakainya Ghea Kanaya terlempar ke suatu tempat asing. Ghea terpaksa harus bera...