Karena terlalu banyaknya monster, Thea ikut kuwalahan. Kini mereka hanya berenam jika di tambah dengan Thea.
"Ini apa sih sebenarnya? Kalau di game perasaan terlihat gampang." gerutu Thea.
Dia terpaksa harus mengganti panahnya dengan pedang. Kalau terus memakai panah yang ada dia akan mati konyol di hari pertama menjadi petualang.
"Apa yang kau lakukan disini Nona Lianna?" ucap sebuah suara yang langsung mengalihkan konstrasi Thea.
Dengan tampang bingung Thea melihat kearah Edmund dan monster di hadapannya dengan bergantian.
"Jika anda lupa Tuan Duke yang terhormat. Saya sekarang seorang petualang." ketus Thea.
Yang membuatkan kartu anggota sepertinya juga dia sendiri, kenapa jadi dia yang bertanya coba.
"Aku tidak lupa. Tapi kenapa harus kesini? Harusnya ke timur saja, disana ada monster yang lebih lemah. Cocok untuk para petualang pemula." jawab Edmund.
"Kenapa tidak bilang sih! Tahu gitu aku kesana saja," kesal Thea.
"Siapa yang memberimu informasi?" tanya Edmund sambil bertarung bersisihan dengan Thea.
"Tentu saja guild informasi, siapa lagi?" sewot Thea.
"Mereka ini benar-benar." Edmund jadi kesal sekarang.
Sepertinya dia harus mendisplinkan bawahannya kembali. Sepertinya dia sudah membuat peraturan tidak tertulis agar memberikan informasi dan misi sesuai dengan level para petualang.
"Sepertinya aku sudah terlalu longgar sekarang. Aku yakin mereka menginginkan pelatihann dariku sekali lagi," ucap Edmund dengan seringaian mengerikan.
Thea yang awalnya kesal kini malah bergidik ngeri melihat pria di hadapannya dengan senyum lebar, dia takut mulut itu sobek seperti joker. Kan tidak lucu wajahnya tampan tapi mulutnya lebar.
Tanpa sadar jadi membayangkan pria di sampingnya memiliki mulut yang lebar. Dia menggelengkan kepalanya dengan ribut, mengusir bayangan aneh yang ada di otaknya.
Jangan bayangkan apapun tentang pria di sampingmu, Thea. Jika tahu bahaya! Nyawamu jadi taruhan!
***
"Mau bekerjasama membunuh monster-monster ini bersamaku?" tawar Edmund.
Terdengar sangat menggiurkan di telinga Thea. Bertarung bersama dengan Edmund tentu saja sebuah keuntungan yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Thea harus mengambil kesempatan ini dan mempelajari trik trik yang akan Edmund lakukan. Dengan semangat kepalanya mengangguk.
Edmund yang melihat anggukan antusias Thea jadi gemas sendiri. Kenapa gadis di hadapannya yang dulu terlihat suram jadi terlihat menggemaskan dan seksi secara bersamaan? Apa matanya mulai rabun? Dia jadi meragukan penglihatannya sekarang.
"Ganti kembali pedangmu dengan panah, lalu terus berada di belakangku. Panah titik vitalnya dan sisanya serahkan padaku. Tugasmu untuk sekarang lumpuhkan mereka, aku akan menjagamu." ucap Edmund yang langsung di lakukan oleh Thea.
Thea mulai berada di belakang Edmund dan mengganti bentuk pedangnya menjadi panah. Dia serang sesuai dengan intruksi Edmund. Para monster mengerang kesakitan dan para petualang yang ternyata anak buah Edmund tidak membuang kesempatan yang ada di depan mata.
Mereka lancarkan keahlian pedang mereka dengan sihir didalamnya.
"Apa aku tidak boleh membunuh mereka secara langsung? Bagi tips nya dong." ucap Thea di suasana genting pada Edmund.

KAMU SEDANG MEMBACA
Make My Own Choice
FantasySetelah menerima undangan ke sebuah pulau bersama 12 orang lainnya. Masing-masing dari mereka menerima perhiasan dan dia menerima gelang cantik bermata berlian, setelah memakainya Ghea Kanaya terlempar ke suatu tempat asing. Ghea terpaksa harus bera...