Orang barangkali akan menganggapnya sebagai cowok tak modal. Mengajak cewek berkeliling—night ride—di sepanjang jalan bypass. Berhenti ketika Ala dengan jujur mengaku kelaparan. Itu yang membuat Sangga makin menyayangi Ala. Pacarnya sudah terbiasa mengutarakan apa yang dirasakan dan dipikirkan. Tak seperti bulan-bulan yang telah lewat.
Tadinya Sangga ingin mengajak Ala makan di kafe atau rumah makan, tetapi gadis itu menolak. Kadang-kadang Sangga takjub dengan gadisnya. Sangga pun sadar Ala adalah gadis ibukota, tetapi tidak segan-segan diajak makan di pinggir jalan.
"Dua porsi tahu tek. Satunya nggak pake telur, Kak. Selamat menikmati."
Suara wanita paruh baya membuat Sangga dan Ala terkekeh kompak. Keduanya duduk di pinggir jalanan bypass yang ramai. Penjual kaki lima dan angkringan memenuhi sepanjang jalan. Sangga menepikan motor lima menit lalu di depan gerobak tahu tek. Itu pun Ala yang meminta.
"Nadine nggak apa-apa kamu tinggalin sendiri? Mana tahu kalian mau menghabiskan waktu bersama karena besoknya udah nggak bisa ketemu lagi," kata Sangga seraya membantu Ala membuka botol air mineral.
Senyum lebar perempuan itu terlukis. Buru-buru Ala merampas air mineral dan meneguknya tak sabar. Sangga sampai terkekeh karena terlihat menggemaskan.
"Pelan-pelan, Sayang. Ndak ada yang mau ngambil air minummu," tambah Sangga.
"Maaf, maaf. Haus banget." Ala tertawa pelan setelahnya. "Eh, tadi Nadine, ya? Hum, nanti abis jalan juga masih bisa ketemu, Kak. Nadine mau menginap malam ini."
"Begitu, ya? Ya udah, asal jangan terlalu larut tidurnya. Apalagi sampai nyubuh."
Ala terkekeh malu. Sebab Sangga ingat betul dahulu Ala pernah begadang sampai subuh hanya karena menemani Nadine menonton film action. Ala dengan antusias menceritakannya pada Sangga. Bahwa akhir-akhir itu Nadine sedang tertarik dengan genre aksi.
Pada akhirnya Ala mengaku tidak enak menolak ajakan Nadine untuk menonton. Sangga yang tadinya fokus saat mendengar, pun terganggu karena lagi-lagi Ala merasa tidak enakan. Pun Sangga harus memperingati kekasihnya lagi.
"Kalau aku nggak di sini, nanti Kak Sangga jalannya sama siapa? Makan malam kayak gini sama siapa?"
"Kenapa gitu tanyanya? Saya bisa makan sendiri. Bisa makan di rumah atau di rumah sakit bareng Kak Anggi. Di kos sama anak-anak."
"Tapi, nggak ada aku, lho."
Sangga menghentikan kunyahannya sesaat. Tangan kanannya berganti posisi, kini menopang dagu hanya untuk menatap sang kekasih. Ala menunduk seraya mengunyah, pipinya yang mulai agak tirus terlihat menggemaskan ketika memasukkan banyak makanan.
"Ya sudah, nanti makannya sambil video call. Jangan sedih, ah. Kamu nggak akan di sana untuk waktu yang lama, kan?"
"Hum, iya." Ala mengangguk takzim. Sama seperti Sangga, kini ia membalas tatapan sang kekasih. "Satu bulan, bisa jadi lebih. Soalnya nanti harus nunggu hasil uji lab juga. Kalau sampelnya gagal, harus turun lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[²] FOOLOVE: CHERISH YOU || JUDYJUN√
Romance[FOOLOVE 2] Alamanda: Ia pikir akan baik-baik saja setelah semua yang terjadi. Ternyata meskipun ia sangat mencintainya, hubungan mereka tidak akan berjalan mulus seperti yang dibayangkan. Kesalahpahaman, jarak, komunikasi, hal-hal semacam itu ikut...