7. Wish You Were Here

61 11 0
                                    

Hari sudah sangat siang, Ala keluar dari laboratorium

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari sudah sangat siang, Ala keluar dari laboratorium. Sudah satu pekan lebih, tetapi uji lab-nya belum juga berhasil. Sebenarnya butuh waktu hingga beberapa pekan, mungkin satu bulan? Entahlah. Ala ingin berpikir positif terhadap hasilnya.

Ala melipir ke kafetaria laboratorium yang terletak di ujung lorong lantai utama. Berkat bantuan Leo, ia mengenal seorang gadis— alumni juga—bernama Kanza yang sedang membantu penelitian dosennya. Selama melakukan penelitian, Ala dibantu juga oleh Kanza dan Leo.

Andai saja ada Sangga. Tiba-tiba ingatannya terantuk pada lelaki itu dan kebersamaan mereka. Ala kangen ... kangen berat. Masalahnya, Sangga acap kali slow respons. Pagi tadi Ala mengirim pesan, tetapi sampai siang belum di balas.

Terakhir kali bertukar kabar adalah beberapa waktu lalu saat Sangga menelepon. Ia juga tahu kabar terakhir sang kekasih yang memamerkan anak kucing bernama 'Alamanda'. Ala geli sendiri ketika dirinya disamakan dengan kucing.

"Hei, boleh duduk?" tegur seseorang.

Ala mendongak dan menemukan Leo datang. Masih mengenakan jas lab. Tanpa mendengar jawaban Ala, lelaki itu duduk di depannya. Sudah pasti Ala tidak bisa menolak, meskipun butuh waktu untuk sendiri. Andai saja Sangga ada di sana, Ala pasti sudah kena marah karena lagi-lagi tidak mampu menolak orang lain.

Kini Leo duduk di depannya sambil mengeluarkan kotak makanan dan segelas air minum. Ia ingat betul, jika cowok itu suka membawa bekal.

"Kamu masih suka telur dadar rupanya," kata Ala.

"Siapa yang nggak suka?"

Ala terkekeh. "Tapi, sausnya nggak usah banyak gitu kali. Aku nggak lupa kalau kamu, Kak, maniak saus sambal." Seketika Ala mengingat zaman-zaman sekolah dahulu.

Tawa Leo kemudian mengudara, begitu pula dengan Ala. Pesanan Ala tiba dan tawa mereka mereda.

"Oh ya, Al. Artikel yang kamu maksud udah ada. Aku cari tadi malam, tapi aku lupa ngasih ke kamu. Semalaman suntuk aku baca dan ternyata memang relate dengan penelitianmu. Pakai itu jadi tambahan referensi, ya. Ada dua jurnal juga, penelitian dosenku, nanti aku kirim."

"Ya, ampun! Kak Leo nggak perlu membacanya sekalian. Itu bahasa Inggris, ya? Pasti capek banget," kata Ala merasa tak enak hati.

Seraya memotong-motong telur dadarnya, Leo terkekeh. Ia mengibaskan tangan di depan wajah. "Santai. Kamu kayak sama siapa aja. Aku bantu karena aku juga kebetulan luang dan ... bukannya kita sebagai mahasiswa juga harus sering-sering baca artikel ilmiah begini?"

Untuk yang satu itu, Ala setuju. Sayangnya, ia teringat sesuatu. Padahal Sangga jarang mengingkari janji, tetapi bahkan hendak dua pekan, ia tidak kunjung mengirimkan artikel. Padahal sudah berjanji dan Ala menunggu. Entah, kesibukan Sangga di sana, barangkali lebih penting.

Ala mengamati Leo sesaat. Beberapa hari belakangan, cowok itu gencar sekali membantunya. Sebagai laboran magang di sana, Leo pun mendapat titah pula dari ketua laboran untuk membantu Ala. Tadinya, Ala pikir tidak akan mendapat sambutan baik, tetapi sebaliknya. Si kepala Laboran adalah teman masa kuliah Bu Dinar dan untuk itulah ibu tirinya merekomendasikan universitas tersebut.

[²] FOOLOVE: CHERISH YOU || JUDYJUN√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang