Berbeda dari hari sebelumnya, pagi itu tidak ada pesan apa pun. Baik Ala dan Sangga tidak ada yang memulai. Ala sudah terlalu malas memeriksa ponsel saat pagi-pagi sekali harus bertandang ke lab. Duduk hampir berjam-jam lamanya untuk kembali melalukan uji coba dengan sampel baru. Untung saja Leo dengan senang hati memberikan pertolongan.
Jam istirahat berlangsung sejak lima menit lalu. Usai menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim, Ala keluar dari musala yang juga ada di lantai tersebut. Ia duduk di kursi besi tanpa sandaran. Menjadikan tembok sebagai alternatif menyandarkan punggung.
Setelah selesai mengenakan sepatu, gadis itu merogoh ponsel yang sejak tadi tenggelam di saku jas laboratorium. Ada pesan masuk dari Sangga. Pesan yang dikirim sekitar setengah jam lalu. Jika biasanya Ala akan merasa antusias menerima pesan dari sang kekasih, sekarang alih-alih. Ia membuka pesan tersebut dengan agak malas. Seakan-akan sudah menghafal isinya.
Kak Sangga:
|Siang, Al. Kamu masih di lab, ya?
Gimana penelitian dan progres
skripsimu?Ala berdecih sejenak. "Kenapa Kak Sangga terkesan formal begini, ya? Kayak ngechat praktikan aja. Padahal sebelumnya nggak kayak gini."
Sayangnya, Ala tidak bisa marah pada lelaki itu. Mau marah bagaimana? Sedangkan selama beberapa hari belakangan ia juga terkesan menghindar. Komunikasinya dan sang pacar seperti akan hancur-hancuran.
Pesan baru dari Sangga terlihat lagi di bar notifikasi. Ala mengeklik pesan tersebut.
Kak Sangga:
|Sayang, maaf kalau saya ga
ngabarin kamu terlalu sering. Saya
takut ganggu kerjaan kamu di sana.
Di sini saya juga lagi sibuk ngurus
bimbel dan les privat.|Saya ditawari magang di lab kampus.
Rencananya mau saya coba. Doain
lancar, ya. Semoga urusan kamu di sana
lancar juga <3Ala tidak sampai setega itu untuk mengacuhkan pesan Sangga. Ya, walaupun akhir-akhir itu Sangga terkesan makin jauh saja. Sikapnya menjadi demikian aneh. Terlalu fokus pada pekerjaan sampai lupa hal-hal kecil. Termasuk janjinya pada Ala untuk selalu ada dan membantu ketika ada kesulitan.
Jangankan membantu. Sangga bahkan jarang mengirimkan pesan. Apa memang menjadi guru bimbel dan les privat, job desk-nya menyamakan aparat negara? Lama kelamaan Ala jadi kesal sendiri.
"Aku nggak tau kenapa Kak Sangga jadi kayak gini," gumam Ala seraya mengetik pesan balasan untuk sang kekasih.
Alamanda:
|nggak apa-apa, Kak. Semoga lancar
apa pun urusan Kak Sangga. Aku senang
kalau Kak Sangga dapat pekerjaan lain.Kak Sangga:
|Ya sudah, kamu jaga kesehatan dan
hati-hati kerjanya. Saya mau ke kampus
dulu.Helaan napas Ala mengudara. Berat sekali rasanya menjalani hari dengan berjauhan. Ala kangen berat, tetapi di sisi lain juga kesal dengan sikap Sangga. Ia pikir obrolan mereka akan lancar, tetapi ternyata Sangga buru-buru mengakhirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[²] FOOLOVE: CHERISH YOU || JUDYJUN√
Romance[FOOLOVE 2] Alamanda: Ia pikir akan baik-baik saja setelah semua yang terjadi. Ternyata meskipun ia sangat mencintainya, hubungan mereka tidak akan berjalan mulus seperti yang dibayangkan. Kesalahpahaman, jarak, komunikasi, hal-hal semacam itu ikut...