Kondisi ibunya yang makin memburuk membuat Sangga hampir tidak fokus dengan hal-hal lain. Belum lagi dengan pekerjaan di lembaga bimbingan belajar. Selam satu minggu belakangan, ia hanya fokus pada dua hal tersebut. Bekerja dan menemani ibunya.Sang ibu sudah mulai meracau meminta ditemani terus. Enggan untuk ditinggal. Baik oleh Anggi maupun Sangga. Untung saja masih bisa dibujuk oleh Anggi jika Sangga akan bekerja. Anggi sampai resign dari pekerjannya hanya untuk menemani ibu mereka.
Malam itu Sangga bertukar kabar dengan Ala lewat pesan WhatsApp. Selama satu minggu pula keduanya mendadak slow respons. Kadang Ala mengirim pesan pagi, Sangga menjawabnya siang. Ala menjawab sore hari, Ala menjawab malam. Bahkan Sangga pernah tidak membalasnya saat kondisi sang ibu drop dan tak bisa ditinggal.
[Alamanda]
Aku mau lihat kucingnya, dong.
Yang Kak Sangga posting di Sw.[Sangga]
//send a picture//[Alamanda]
LUCUUUU. Mau gendong😖[Sangga]
Iya, ya, lucu kayak kamu. Lihat, deh
mirip kamu tuh kucingnya. Saya kasih
nama Alamanda biar inget kamu terus.[Alamanda]
Ih, masa pacarnya disamain ama kucing:)[Sangga]
Iyalah, sama-sama lucu😂"Bang, itu beneran kucingmu?" tanya Arwan yang baru saja masuk ke kamar Sangga.
Sangga yang tengah bertukar pesan dengan Ala, pun menoleh. Anak kucing berwarna putih di atas pangkuannya meloncat turun mendekati Arwan. Dalam hitungan detik, kucing yang Sangga berikan nama 'Alamanda' pun sudah ada dalam gendongan Arwan.
"Aku nemu di rumah sakit kota, Wan. Kasihan."
"Sama aku dulu, ya."
Tanpa mendengar persetujuan Sangga, Arwan membawa Si Alamanda keluar dari kamar Sangga. Sehingga kini Sangga bisa fokus bertukar kabar dengan kekasihnya. Tadinya Sangga ingin menelpon Ala, tetapi karena sudah sangat malam di Lombok, Ala menolak.
Jadi, mereka hanya bisa bertukar pesan. Namun, itu hanya sebentar saja karena Ala menyuruhnya untuk beristirahat. Pun Sangga memang butuh istirahat. Kegiatan hari itu membuat badannya benar-benar lelah.
Ia mengetik balasan untuk Ala, tetapi belum sempat terkirim, pesan lain menarik perhatiannya. Pesan dari Anggi.
"Wan!" seru Sangga saat bergegas keluar dari kamar. "Pinjam motormu dan jaga Alamanda, ya. Aku mau ke rumah sakit. Tadi belum sempat isi bensin."
"Kenapa lagi, Bang?"
"Ibu ...." Sangga tidak sanggup meneruskan ucapannya.
Ia memilih merampas kunci motor dan membenarkan jaketnya. Sejurus kemudian, Sangga keluar dari area indekos. Menerobos jalanan pada pukul dua belas malam. Mataram masih ramai bahkan di jam tengah malam. Hanya saja, Sangga merasa malam itu sedikit dingin
KAMU SEDANG MEMBACA
[²] FOOLOVE: CHERISH YOU || JUDYJUN√
Romance[FOOLOVE 2] Alamanda: Ia pikir akan baik-baik saja setelah semua yang terjadi. Ternyata meskipun ia sangat mencintainya, hubungan mereka tidak akan berjalan mulus seperti yang dibayangkan. Kesalahpahaman, jarak, komunikasi, hal-hal semacam itu ikut...