CHAPTER 27

2.5K 169 3
                                    

Gara menghela nafas, ia sekarang tepat di depan mension keluarga Wijaya.

Dia melangkah kan kakinya, terdengar suara tawa di ruang tamu. Dia pergi menuju kesana, terlihat seluruh keluarganya tegah tertawa dengan bahagia dia tersenyum sejenak Lalu melangkahkan kakinya menuju mereka.

"Gara.." suara angga terdengar, Angga membalikan tubuhnya dan memeluk gara dengan erat.

"Abang kangen tau," Angga merengek pada sang adik, gara hanya terkekeh pelan dengan tubuh yang masih dipeluk.

"Gara juga kangen sama Abang" ucap gara lembut pada sang kakak.

"Utu~utu, adek Abang" Angga mengelus lembut rambut sang adik, "cup" Angga mengecup kening sang adik.

"Angga, kasihan adek nya. Ayo, gara pasti lapar" Dina berjalan mengandeng gara menuju meja makan diikuti oleh seluruh keluarganya.

"Gara mau makan apa?" Ucap Dina lembut.

"Apa saja" singkat gara, Dina mengambil lauk-pauk kemudian ditaruh kepiring gara.

Gara memakan makanannya dengan hikmat, dengan Angga dan Abangnya yang lain memperhatikan.

"Lucunya" pikir gio, vino, dan Xian.

Merasa diperhatikan gara menengok,"kenapa? Kalian tidak makan" mereka serempak menggeleng.

"Oh,ya. Daddy mana?" Tanya gio.

"Perjalanan bisnis ke Swiss" gio mengangguk.

"Kenapa? Lo kangen sama Daddy" gio mendengus sebal, Angga terkekeh.

"Enggak tuh" gara melihat sekilas.

"Kalau kangen itu bilang, jangan tsundere" ucap gara.

"Iya, gue kangen duitnya" vino tertohok dan Xian swit drop, gara menggeleng menghela nafas.

"Ya ampun kamu ini, kalau Deddy tau dijewer kamu" Dina menghela nafas lelah dengan sang anak.

"Gak papa, Daddy gak ada ini" ucap gio percaya diri.

"Kata siapa Daddy gak ada?"

Halo😄

Vomen
Vote




Tbc

jadi adik protagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang