CHAPTER 31

1.1K 45 5
                                    

Di tengah malam yang mencekam, suasana di rumah Xian dan Gara tiba-tiba berubah menjadi kekacauan. Gara, yang sedang di ruang kerjanya, menerima telepon dari salah seorang anggotanya dengan wajah panik.

"Bos, Alsan... dia diculik lagi. Kami menemukan petunjuk mereka membawanya ke markas di luar kota.

Gara membeku sejenak. Hatinya mendidih. Dendam lama yang sudah lama terpendam bergejolak kembali. Seketika ia berdiri dan memberi perintah untuk mempersiapkan tim. Xian yang mendengar kegaduhan itu langsung menghampiri dan menatap wajah adiknya yang penuh kemarahan.

"Gara, apa yang terjadi?" Xian bertanya dengan nada penuh kekhawatiran.

Gara menatap Xian sejenak, dan tanpa menutupi kemarahannya, ia menjawab, "Mereka menculik Alsan, Abang. Mereka akan menyesal."

Xian merasakan dada sesak, namun sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, Gara sudah bergegas pergi bersama timnya. Dalam perjalanan, bayangan Alsan yang sekarat mengisi pikiran Gara, memicu amarah yang membuatnya tak sabar untuk menghadapi musuh-musuh keluarganya. Ini bukan hanya soal penculikan ini adalah perhitungan lama yang harus diselesaikan.

Di markas musuh, Alsan berada dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya babak belur, memar dan luka memenuhi wajah serta tubuhnya. Ia berusaha bertahan, meskipun rasa sakit terus menyiksanya. Di balik mata yang setengah tertutup, Alsan berusaha tetap sadar, mengingat masa kecilnya yang kabur bayangan samar yang pernah hilang, dan kini semakin jelas di benaknya.

Suara gaduh dari luar ruangan tiba-tiba membuat suasana tegang. Terdengar suara tembakan dan teriakan para penjaga yang satu per satu roboh. Gara menerobos masuk dengan tatapan tajam, dengan timnya menghabisi setiap orang yang mencoba menghalangi.

Ketika Gara melihat Alsan yang terbaring dalam kondisi kritis, rasa amarahnya memuncak. Dengan tanpa ragu, ia menghampiri dan mengangkat tubuh adiknya, yang tak mampu bergerak. “Alsan... aku di sini,” bisiknya dengan suara penuh penyesalan. “Maafkan aku yang terlambat.”

Namun, saat itu, Alsan membuka matanya yang penuh kebingungan. “Abang... Gara...” suaranya serak dan lemah. Meski masih lemah, ia tahu, Gara ada di sana. Gara yang selalu ada dalam hidupnya, bahkan meski tak pernah sepenuhnya mengungkapkan alasan kenapa mereka terpisah begitu lama. Tetapi satu hal yang jelas—Gara adalah abangnya.

Gara dengan hati yang hancur, menggendong Alsan keluar dari markas musuh yang kini hancur lebur. Di sepanjang perjalanan kembali, Gara menyadari sesuatu. Selama ini, dia melindungi Alsan bukan hanya karena rasa cinta, tetapi karena sebuah rahasia besar yang tak boleh mereka ungkapkan—sebuah rahasia yang menghubungkan mereka dengan masa lalu yang gelap.

Setibanya di rumah sakit, Xian menunggu dengan cemas. Wajahnya tegang, tak sabar menunggu kabar tentang keadaan Alsan. Ketika dokter keluar, ia memberikan kabar yang sedikit menenangkan. "Kondisinya masih kritis, namun ada harapan. Dia cukup kuat untuk bertahan."

Beberapa hari kemudian, Alsan mulai sadar, meskipun tubuhnya masih lemah. Matanya terbuka perlahan, dan saat itu ia melihat Xian dan Gara yang duduk di samping tempat tidurnya. Ada kelegaan di wajah mereka, tetapi juga rasa cemas yang masih tergantung di udara.

“Abang Gara kau di sini?” suara Alsan sangat serak, tetapi ada kehangatan dalam kata-katanya.

Gara menatapnya dengan rasa bersalah yang dalam. "Aku janji, ini akan menjadi yang terakhir. Tak akan ada lagi yang menyakitimu."

Alsan menatapnya dengan mata yang penuh pengertian. Meskipun tubuhnya lemah, jiwanya kuat. “Aku tahu, Abang. dan aku tahu kamu akan selalu ada untukku.”

Kenapa ini merujuk ke alsan trus?
Karena dia salah satu tokoh yang akan menarik masalah ke gara.

So beberapa update ke depan akan banyak tokoh alsan di cerita ini.

Kemungkinan aku bakal fokus ke konflik ini dulu ya guys.

Untuk ending, itu masih lama sepertinya aku mau buat 40 bab lebih

Maybe?

Hahah

Ini 500 kata lohh
Trus yang tadi 900 kata

Jangan mahruk ya guys.

Nanti Minggu depan aku akan update lagi, kalo ada Kouta 🫢

VOMEN
VOTE
















TBC

jadi adik protagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang