CHAPTER 29

1.6K 104 13
                                    

heheheh jangan marah maaf baru sempat update hehehe.

Sibuk ikut lomba aku , juga sekolah.

Maaf sekali lagiiii

Xian terdiam mendengar gumaman Gara. Pikirannya berputar, mencoba menyusun potongan-potongan informasi yang baru saja diberikan oleh adiknya. "Adik? Maksudmu... adik kandung?"

Gara tersenyum samar, namun tidak memberikan jawaban pasti. "Kau harus mencari tahu sendiri, Abang," ulangnya lagi.

Xian merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Pikiran tentang kemungkinan bahwa ia memiliki adik kandung yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya membuatnya resah. "Kenapa kau tidak memberitahuku dari awal, Gara? Kenapa harus menyembunyikan ini?"

Gara berdiri dari tempatnya, berjalan menuju jendela dan memandang keluar, seolah-olah sedang merenungkan sesuatu yang dalam. "Aku tidak menyembunyikannya, Abang. Hanya saja, waktunya belum tepat untuk semua orang mengetahuinya. Alsan memiliki masa lalu yang rumit, dan aku tidak ingin ada yang terlibat sebelum aku yakin semuanya aman."

"Apa maksudmu?" Xian semakin bingung.

Gara menoleh, menatap Xian dengan tatapan serius. "Ada banyak hal yang kau tidak tahu, Abang. Alsan bukan hanya sekadar adik kita. Dia juga terlibat dalam sesuatu yang lebih besar."

Xian merasakan kegelisahan yang semakin kuat. "Apa yang kau bicarakan, Gara? Apa yang sebenarnya sedang terjadi?"

Sebelum Gara bisa menjawab, pintu kamar diketuk lagi. Kali ini suara Dina terdengar dari balik pintu. "Gara, Xian, kalian ada di dalam?"

Gara menarik napas panjang, seolah-olah mencoba mengendalikan emosinya. "Ya, mom. Kami di sini."

Dina masuk ke dalam, menatap kedua putranya dengan cemas. "Kalian berdua baik-baik saja? Kenapa terlihat tegang?"

Xian menoleh pada Gara, mencoba mencari penjelasan, tapi adiknya hanya menggeleng pelan. "Tidak ada apa-apa, mom. Kami hanya membicarakan sesuatu."

Dina memandang keduanya bergantian, merasa ada sesuatu yang disembunyikan, tapi ia memutuskan untuk tidak mendesak. "Baiklah, tapi jika ada sesuatu, kalian tahu kalian bisa berbicara dengan Mommy, kan?"

"Ya, mom. Kami tahu," jawab Gara sambil tersenyum, meski tatapannya kembali serius saat Dina berbalik untuk pergi.

Setelah ibunya pergi, Xian kembali memandang Gara. "Gara, apapun yang kau sembunyikan, aku harus tahu. Ini tentang keluarga kita."

Gara menghela napas berat, seolah-olah mengambil keputusan yang sulit. "Baiklah, Abang. Tapi aku butuh waktu untuk menjelaskan semuanya. Dan kau harus berjanji untuk tidak mengatakan apapun pada siapapun sebelum waktunya tiba."

Xian mengangguk pelan, meski hatinya dipenuhi dengan rasa khawatir dan penasaran. "Aku berjanji, Gara. Tapi tolong, jangan biarkan aku menunggu terlalu lama."

Gara mengangguk, kemudian berjalan keluar dari kamar, meninggalkan Xian yang masih berdiri di sana, dilingkupi oleh perasaan cemas dan ketidakpastian. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Alsan, dan kenapa Gara begitu tertutup tentang hal ini?.

VOMEN
VOTE





TBC

jadi adik protagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang