CHAPTER 26

2.7K 166 2
                                    

saat ini gara tengah berkutat dengan berkas-berkas perusahaannya, membuat ia sedikit frustasi dengan situasinya.

"Sialan, kanpan ini selesai. Aku rindu adik kecilku" ucap gara sambil senyum-senyum sendiri.

"Kkk imutnya" gara membayangkan.

Drett...drettt...

"Hah siapa? Sih" handphone gara bergetar, ia mengangkanya dengan sedikit kesal.

"Dek?" Suara angga terdengar dari sana, gara mengangkat alisnya heran.

"Ada, apa?" Memang sekarang gara jarang sekali pulang karena banyak pekerjaannya.

"Dek, pulang dong Abang kangen nih. jangan kerja muluk" gara menghela nafas nya disana.

"Bang, maaf ya gara masih banyak kerjaan nanti gara usahakan sore pulang kerumah" Angga terdiam Lalu menangapi.

"Udah makan belum?"

"Belum" singkatnya.

"Makan dek, nanti kamu sakit lagi"

"Iya, gara bentar lagi makan kok. Abang jangan hawatir," gara tersenyum, dia bahagia memiliki kakak seperti Angga, Ya walau dulu Angga pernah mengabaikannya.

"Ya udah deh, Abang matiin dulu ya soalnya Abang lagi ngerjain tugas nih" ngomong-ngomong tentang sekolah, gara akan masuk sekolah Lalu setelahnya ia langsung pergi kekantor, sangat melelahkan bukan?

"Ya udah kerjakan sana" ucap gara.

"Ya udah deh, dadah adek"

"Hm" Angga mematikan telponya, dan gara kembali menghela nafas.

"Telpon adek dulu kali ya, gue gak bisa pulang ke apartemen dulu." Ia menghubungi nomor alsan.

"Iya halo, Abang" gara tersenyum, adiknya ini sangat gercep menangapi telfonnya.

"Dek, Abang gak bisa pulang ke apartemen dulu ya, mau pulang kerumah dulu, adek gak papa sendiri?" Ia hawatir adiknya sendirian di apartemen, berhubung banyak musuh yang mengincarnya.

"Atau gini, kamu nginap di markas aja di sana rame. Kamu pasti banyak yang jaga"

"Em, ya udah deh. Gue mau ke markas aja takut ada hantu di apartment" gara menggeleng frustasi dengan kelakuan adik nya.

"Ya udah deh hati-hati, jangan nakal ya dek. Buka rekening mu, udah Abang kirimin 20jt, cukupkan? Atau mau Abang tambahin lagi?"

"Anjir, buset itu udah lebih dari cukup bang. Hehe makasih, sayang Abang dehh" gara tersenyum senang, ternyata adiknya sangat menyukai uang, dia akan lebih sering memberinya uang agar dia senang.

"Sayang adik juga" setelah itu panggilan di tutup dan gara kembali berkutat dengan berkasnya.

Halo 😄 maaf ya author jarang up, soalnya gak tau kenapa hawanya tuh malesss muluk dan juga tugas author banyak tapi Alhamdulillah sih author bisa juara 1 ya syukurrr.

Author berusaha deh biar  up terus, enggak Negantung kalian karena author tau di gantung itu sakit haha.

Vomen
Vote


Tbc





jadi adik protagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang