Extra Chapter 03|Mandi Bareng

12.6K 806 5.4K
                                    

_______________

“Mau bantu aku memakai sabun?”
~Mollyara Lovara Pattinson~

“Apa hal itu perlu ditanyakan?”
~Ester R Pattinson~
_______________

|EC.03|

   Sekitar pukul 2 sore, Ester terlihat membuka matanya perlahan. Pria itu terdiam beberapa saat guna mengumpulkan kesadaran. Ester menunduk ketika merasa sesuatu memeluknya cukup erat. Tentu dia tau siapa pelakunya. Siapa lagi jika bukan nona kecilnya. Tangan Ester terangkat guna menyelipkan poni panjang Molly ke sela telinga lalu mengecup kening gadis itu. Terlihat Molly sedikit terganggu karena kecupan singkat itu.

   “Enggh,” lenguh Molly sambil membalikkan tubuhnya. Membelakangi Ester.

   Ester yang melihatnya hanya bisa tersenyum tipis, sangat tipis. Yah, sepertinya pria itu belum terbiasa melakukan banyak senyuman dalam sehari. Ester kembali mendekatinya dan berbisik. “Bangun nona kecil,” bisiknya lembut.

   Molly menutup telinganya dengan bantal. Gemas dengan tingkah sang istri, Ester pun mencubit hidung mancung itu. Terlihat Molly membuka matanya malas dan melempar asal bantal yang ia gunakan untuk menutupi telinganya tadi. Dia membalikkan tubuhnya lalu memeluk kembali tubuh kekar suaminya.

   “Jam berapa sih? Masih pengen bobo,” ucapnya sambil menatap wajah tampan Ester.

   “2 sore. Kamu melewatkan jam makan siang, makan dulu baru tidur lagi.” Jawab Ester. Pria itu menghusap-usap pipi Molly yang sedikit cubby.

   “Nggak laper,” rengek Molly berbohong.

   Sebenarnya gadis itu lapar namun dia tidak ingin melepaskan pelukan hangat, wangi, dan nyaman dari suaminya. Ester yang tau Molly tengah berbohong hanya bisa menghela napas lalu mendudukkan diri. Hal itu pun membuat Molly melakukan hal serupa.

   “Ayo bangun. Kamu mandi setelah itu kita makan bersama dibawah. Jika kamu menolak, aku akan tidur dikamar sebelah.” Ucap Ester sedikit mengancam. Molly mencebik bibirnya sebal mendengarnya. Ketika Ester hendak beranjak pergi, Molly menahan.

   “Aku mau makan tapi dengan satu syarat.”

   “Apa?”

   “Ayo mandi bareng,” kata Molly asal. Gadis itu terkejut ketika Ester mengangguk dengan santainya.

   “E-eh beneran?”

   Ester yang sudah berdiri itu menatapnya bingung, “iya. Ingin di bath up atau dengan shower?” tanya Ester sambil mengulurkan tangannya. Berniat membantu Molly berdiri.

   “S-shower aja...” jawab Molly dengan pipi memerah.

   Dia menerima uluran tangan sang suami. Ester menggandeng Molly dan memasuki kamar mandi bersama. Pria itu menutup serta mengunci pintu kamar mandinya dari dalam. Mendengar suara kuncian itu, pipi Molly bertambah memerah. Ketika Ester berjalan mendekatinya, Molly pura-pura fokus pada pasta gigi dan sikat giginya. Dia menggosok giginya tanpa berani melirik Ester sedikit pun. Sama halnya Molly, Ester juga menggosok giginya sebelum mandi.

   Selesai menggosok gigi, Ester terlihat mendekati Molly yang berdiri kaku sambil menatap pantulan wajah cantiknya itu dari cermin didepannya. Ester berdiri dibelakang tubuh Molly lalu mengurung tubuh mungil itu. Kedua tangan Ester berada disisi kanan dan kiri Molly. Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Takut bibir Molly terluka, Ester menyentuhnya dengan jempol tangannya. Hal itu membuat Molly berhenti menggigit bibir bawahnya.

MOLLY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang