30|Perpanjang Kontrak

7.4K 646 3.6K
                                    

_______________

“Aku normal, nona kecil.”
~Ester R Pattinson~

“Pria jahat, kamu nggak gay kan?”
~Mollyara Lovara Bratadikara~
_______________

Selamat tahun baru. Untuk kalian, Apinka kesayangan Aceng🤸‍♂️

|30|

1 Bulan Kemudian

   Pagi hari yang cerah. Molly tampak bergegas menyambut Ester dari depan kamar pria itu. Mengajaknya untuk sarapan bersama. Itulah rutinitas pagi Molly selama sebulan ini. Bahkan sampai gadis itu tau jam berapa Ester keluar kamar saking seringnya menyambut sang suami. Molly berdiri didepan pintu. Ketika pintu kayu itu terbuka, Molly tersenyum manis.

   “Selamat pagi, suaminya Molly.” Sapa Molly sambil menggandeng tangan Ester. Dan seperti biasa, Ester hanya meresponnya dengan anggukan. Keduanya pun memasuki lift bersama.

   “Hari ini lembur nggak?” tanya Molly sambil mendongakkan kepalanya. Menatap Ester.

   “Tidak.”

   “Bagus deh!” girang Molly sambil mengeratkan pelukannya.

   Begitu pintu lift terbuka, terlihat para pelayan termasuk kepala pelayan Meth tersenyum melihat kedekatan keduanya. Bahkan Molly kini duduk disisi sebelah kanan Ester. Tidak seperti sebelumnya yang duduk berhadapan dengan jarak dari meja makan itu. Sepertinya Molly benar-benar berusaha keras meluluhkan Ester. Sambil menunggu sarapan disajikan, Molly menompang dagu sambil menatap penuh kekaguman sang suami. Sementara Ester? Pria itu hanya fokus pada iPadnya dengan tampang datar khasnya.

   “Pria jahat!”

   “Hm?”

   “Dari 1-10, kamu milih angka berapa?”

   “5.”

   “Ck! Masa 5 sih, naik dikit napa. Aku cantiknya pas-pasan gitu?” sebal Molly sambil mencebik bibirnya.

   “Iya begitu.”

   “Lih nyebelin! Gini-gini aku dapet banyak tawaran tau buat jadi model. Tapi aku tolak semua. Tanya kenapa cepet,” titah Molly. Ester menghela napas.

   “Kenapa?”

   “Aku gak mau pamer tubuh buat konsumsi publik. Kalo di konsumsi sama kamu, baru aku ikhlas... Eh, maksudnya aku gak mau kecantikan aku dikenal banyak orang. Cukup buat mas suami seorang,” jawab Molly sambil mengedipkan sebelah matanya genit.

   Ester hanya mendorong pelan kepala Molly dengan jari telunjuknya ketika gadis itu hendak mendekatkan wajahnya.

   “Jangan mendekat, rambutmu bisa mengenai tehku.” Kata Ester memeringati.

   “Ish! Orang jauh kok cangkirnya, bilang aja gak mau dideketin aku. Pake alesan! Pria jahat, kamu nggak gay kan?”

   Pletak!

   Ester menyentil kening Molly membuat gadis itu terkejut. Dia memegangi keningnya kemudian menatap galak Ester, “iihh sakit tau! Aku kan ngomong gitu karena kamu biasa aja sama aku. Dideketin biasa gak ada reaksi malu-malu... Aku pake lingerie pun kamu biasa aja, sebenernya aku yang kurang menarik apa kamu yang kurang sehat?”

   “Aku normal, nona kecil. Berhenti mengatakan yang tidak-tidak dan sarapan,” ucap Ester datar lalu mengizinkan Meth dan para pelayan menyajikan sarapannya di meja.

MOLLY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang