37|Tangisan Shalesy Dan Singa Liar Casel

6.6K 610 3.3K
                                    

_______________

“Aku tidak peduli lagi padanya karena dia bukan siapa-siapa lagi untukku!”

~Mollyara Lovara Bratadikara~
_______________

|37|

   Arsetha terduduk melamun di taman rumahnya. Pikirannya masih tertuju pada kejadian semalam. Dia sangat percaya diri jika Molly akan tenang dengannya namun nyatanya tidak. Gadis itu malah menjadikkannya samsak amarahnya. Ketika melihat kakaknya menenangkan Molly dengan begitu mudahnya membuat Arsetha tersadar. Dia kalah dengan Ester yang baru bertemu dengan Molly selama hampir 3 tahun. Dari cara pria memperlakukan Molly sudah terlihat jika Ester mengetahui banyak hal mengenai Molly.

   Kenapa dia selalu membuatku iri? Jangan menyerah Ars. Mereka sudah bercerai dan sekarang kamu memiliki banyak peluang. Batin Arsetha. Dia pun berdiri berniat pergi menuju ke kediaman Bratadikara. Tentu untuk mencari Molly.

   “Kak!” panggil seseorang membuat Arsetha membalikkan tubuhnya.

   BUGHH!!

   Belum sepenuhnya membalikkan tubuhnya, bogeman mentah melayang tepat mengenai pipinya. Arsetha menyeka sudut bibirnya yang berdarah lalu menatap adiknya itu. Siapa lagi? Lofan orangnya. Pria itu terlihat bernapas tak karuan dengan wajah sedikit memerah karena emosi.

   “Bajingan kau kak!”

   “Apa maksud—”

   “MAKSUDKU ADALAH KAU AYAH DAN SUAMI TERBURUK DIDUNIA!! Disaat Lea sedang sakit selama lebih dari 3 hari, menggumamkan papanya menandakan jika dia sakit karena merindukanmu tapi kakak malah... Rasanya aku ingin meludahi wajahmu kak! Bagaimana bisa kau merencanakan hal semenjijikan itu demi menghancurkan pernikahan kak Ester?! Sadar kak! Kau sudah memiliki anak dan istri. Iya aku tau kau tidak mencintai kakak ipar tetapi setidaknya pedulikan Lea, Ressa, dan calon anakmu. Gagal menjadi seorang suami tidak apa, tetapi jika kau gagal menjadi seorang ayah apalagi cinta pertama untuk putri-putrimu bagaimana? Dia akan trauma kak. Tidakkah kau memikirkan itu?” murka Lofan dengan kepalan erat ditangannya.

   Arsetha tersenyum tipis, “persetan Lofan! Apa hakmu mengikuti urusan rumah tanggaku? Kau bebas menghinaku tetapi inilah aku. Seseorang yang menginginkan kembali cintanya—”

   BUGHHH!

   “CINTA?! CINTANYA SIAPA?!! MOLLYARA?!! Sadar kak sudah beberapa puluh tahun terlewati. Waktu tidak bisa menjamin membuat perasaan seseorang tetap sama. Aku mendengar dari Chris jika Molly sangat mencintai kak Ester. Harusnya setelah mengetahui itu kau sadar diri kak. Ikhlaskan dan mulailah menerima kakak ipar. Dia menantimu selama 10 tahun. Bersabar dan bahkan, saat dia tau kau akan menceraikannya. Dia tetap mengkhawatirkan mu. Coba bayangkan. 2 tahun awal pernikahan kau menyiksanya, kemudian kau membohongi perasaannya, dan terakhir kau meninggalkannya dengan cara yang... Cinta setulus itu apa kau buta kak? Tidak bisa melihatnya? Mungkin jika wanita lain dia akan membencimu tetapi tidak. Dia malah terus mengkhawatirkanmu. Siang dan malam saat menjaga Lea dia terus meneleponmu. Berharap kau mengangkatnya. Heh! Sepertinya aku percuma mengatakan banyak hal karena kenyataannya obsesimu itu membutakanmu. Langsung saja, aku memintamu untuk pulang ke Swiss kak. Minta maaf pada kakak ipar dan anak-anakmu terutama Ressa. Dia sudah membencimu kak,” selanya lalu mengajak sang kakak. Arsetha berdiri dan menggeleng tanpa ragu.

   “Aku akan tetap disini sampai Molly menjadi milikku.” Tegasnya.

   Terlihat Lofan mengangkat tangannya, hendak memukul kembali Arsetha. Namun, tiba-tiba sang ayah datang menengahi. Terlihat dia menenangkan Lofan yang tersulut emosi.

MOLLY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang