Extra Chapter 11|Kelucuan Si Kembar

10.9K 750 5.5K
                                    

_______________

“Mas nggak akan ninggalin ak—”
~Mollyara Lovara Pattinson~

“Nggak akan pernah.”
~Ester R Pattinson~
_______________

[EC.11]

6 Tahun Kemudian

   Senin pagi yang cerah. Terlihat seorang pria berusia 40an itu memasuki kamar putri tercintanya. Rutinitas pagi yang ia lakukan sebelum berangkat bekerja adalah membangunkan sang tuan putri dan juga si bungsu tampan. Untuk si sulung? Dia cukup mandiri dari adik-adik kembarnya. Pria itu memasuki perlahan kamar bernuansa cream itu. Terlihat di sudut kamarnya terdapat beberapa lukisan juga boneka-boneka yang tertata rapi di dalam lemari. Dia tersenyum tipis melihat putrinya tertidur membelakanginya dengan memeluk erat boneka kelinci itu. Perlahan ia dibibir ranjang lalu menghusap surai rambut panjang bergelombang itu.

   Dia merendah kemudian berbisik, “saatnya bangun, tuan putri.”

   Terlihat gadis itu menggeliat ketika sang ayah mengecup pipinya. Dengan mata tertutup dia menjawab, “eungh. Nanti, Zetha masih ngantuk ayah.”

   “Hari ini kamu sekolah, bangun lalu mandilah. Atau perlu ayah panggilkan bunda?” Ucapnya dan seketika bocah itu mendudukkan diri dengan mata masih terpejam. Melihat itu, Ester yang tak lain sang ayah tersenyum.

   “Bunda sudah bangun yah?” tanyanya sembari mengerejapkan matanya beberapa kali.

  Dan lihatlah, sepasang netra biru yang indah seperti milik ayahnya itu. Dia tak lain anak kedua dari pasangan Ester dan Molly, Zeline Rietha Pattinson. Atau biasa disapa Zetha.

   “Sudah, sekarang mandilah dan susul kakakmu dibawah. Ayah akan membangunkan si bungsu,” jawab Ester hendak berdiri.

   Namun sebelum itu Zetha memeluknya kemudian berucap, “padahal ayah harus berangkat kerja tapi ayah selalu membangunkan Zetha dan adek. Terima kasih ayah. Zetha sayang ayah banyak-banyak.”

   “Ayah lebih menyayangimu sayang. Biar ayah gendong sampai ke kamar mandi, ingat? Sebelum mandi gosok gigi dulu agar gigimu tidak berlubang,” kata Ester sembari membopong sang putri. Zetha mengangguk semangat.

   “Mrs.Atiya juga mengatakan hal yang sama ayah. Zetha gak mau kuman-kuman nakal ngerusak gigi Zetha,” ucap Zetha tersenyum manis.

   Senyuman yang sangat mirip dengannya. Bahkan Molla sering memanggil Zetha sebagai versi perempuan Ester karena saking miripnya dengan Ester. Bukan hanya Molla, Larissa sebagai ibu dari Ester sendiri pun mengakuinya. Dia sampai mengatakan, ‘Jika kalian ingin melihat senyuman Ester, lihatlah senyuman anak-anaknya.’

   Ester pun menghusap puncak kepala Zetha penuh kasih sayang.

   “Pinter,” Ester menurunkan Zetha didepan kamar mandi, “sekarang gosok gigilah. Ayah tinggal oke?”

   Zetha mengangguk kemudian bertos ria dengan sang ayah, “oke ayah!”

   Zetha memasuki kamar mandi dan saat itulah Ester pergi dari kamar sang putri. Kini, dia harus membangunkan putra bungsunya yang bisa dikatakan agak sulit dibangunkan. Jika Zetha langsung terbangun saat diancam akan dipanggilkan sang bunda, si bungsu ini berbeda. Dia tidak peduli dan satu-satunya cara adalah menggelitikinya. Ester memasuki kamar putranya itu dan sesuai dugaan masih tertidur terlentang. Dia tersenyum tipis lalu mendekatinya. Duduk dibibir ranjang kemudian membisikkan sesuatu.

   “Ayo bangun pangeran. Jangan membuat kakak-kakakmu menunggu,” bisiknya.

   Dan lihatlah, bocah itu masih memejamkan matanya. Tidak terganggu sedikit pun. Gemas, Ester menggelitiki pinggang putranya dan saat itu dia langsung terbangun dengan tertawa terbahak-bahak.

MOLLY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang