06|Mati Atau Cerai?

7.7K 514 649
                                    

_______________

“Membiarkan bunga mawar ini layu atau aku pindahkan ke alam liar?”
~Ester R Pattinson~

“Lebih baik aku mati daripada harus hidup bersamamu!”
~Mollyara Lovara Bratadikara~
_______________

|06|

    Chris melirik kearah kaca spion. Pria itu geleng-geleng kepala melihat Ester yang hanya memperdulikan barkas ditangannya. Lalu Molly?? Gadis itu masih belum sadarkan diri dengan kepalanya berada dipangkuan Ester. Dan Chris berharap nona mudanya sadar ketika sampai di hotel. Akan merepotkan jika gadis itu tau selama didalam mobil tiduran dipangkuan pria yang selalu dibencinya.

   “Saya lihat anda semakin dekat saja dengan nona muda. Tapi itu lebih baik daripada dulu, setiap anda pulang dan bertemu hanya saling mencaci juga memecahkan vas.” Komentar Chris.

   Dan membuat para pelayan trauma. Lanjut Chris dalam hati.

   Ester terdiam. Yang Chris katakan memang benar adanya. Sepertinya emosi Molly tidak sesensitive dulu. Terlebih setelah acara jamuan dari keluarga Azura, keduanya mulai sedikit dekat. Yah meskipun kedekatannya bukan seperti yang Chris harapkan tetapi setidaknya sepasang pasutri itu saling berbicara tanpa keributan. Andai Chris tau.

   Tuhan ku mohon persatukan mereka, batin Chris.

   “Barkas yang kuberikan padamu, sudah ditanda tangani olehnya?” tanya Ester sambil menatap Chris.

   “Sudah, saya kira akan sulit ternyata sangat mudah. Nyonya Mella langsung menandatanganinya begitu saya memintanya.” Balas Chris.

   “Kau bertemu dengan Alkaizer?”

   Chris menggeleng, “tidak. Tetapi nyonya Molla menanyakan kapan anda dan nona muda berkunjung.”

   “Mungkin nanti aku akan berkunjung saat memberikan surat cerai.” Balas Ester kembali membaca barkas ditangannya.

   “Setelah ini, anda akan kemana lagi tuan?” tanya Chris.

   “Amerika, Inggris, Swiss, dan Italia. Itu jika tidak ada penghambat.” Balas Ester.

   Chris mengangguk-angguk paham, “semoga saja. SHIT! ASTAGA!!”

   Seseorang lewat begitu saja membuat Chris mengrem mendadak. Ester yang terkejut pun menjatuhkan barkasnya. Pria itu menghela napas dan menatap dingin Chris. Chris hanya terdiam dengan berkeringat dingin.

   “Maaf tuan, ada orang yang lewat tiba-tiba jadi... Saya minta maaf,” kata Chris dan Ester tak merespon apapun. Dia menunduk dan sedikit membungkukkan tubuhnya guna mengambil barkas yang terjatuh tadi.

   Disaat itu Molly membuka matanya perlahan. Menatap wajah Ester yang terlihat mulai mendekati wajahnya. Sejenak Molly mengumpulkan kesadaran dan begitu tersadar, gadis itu membelakkan matanya.

   “Aaaaaa!” teriak Molly dengan tiba-tiba bangun dari posisinya yang mana membuat kening gadis itu membentur hidung Ester.

   Bukh!

   Ester menegakkan tubuhnya kemudian memijit hidung mancungnya itu. Molly membeku. Dia dalam bahaya. Chris yang melihat hal itu pun sebisa mungkin menahan tawanya. Sosok pria yang selalu tenang dan tidak pernah berekspresi itu terlihat terkejut dengan kejadian barusan. Molly bangkit dari posisinya dan duduk memojok.

   Molly bego! Pria jahat itu pasti bakalan ngamuk, batin Molly was-was.

   “Ak-aku... Aku minta maaf! Itu salahmu mengagetkanku!” Omel Molly.

MOLLY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang