Hay, haloooooo. Apa kabar?? Baik?
Berhubung aku lagi bosen karena mati lampu, jadi ya. Aku up chapter ini~
Tekan bintangnya dulu yaaaa, oh iya mau ngingetin doang sih. Cerita ini pure fiksi ya, jadi gak ada hubungannya sama cast yang aku pake.
Mereka aku pake cuman buat gampangin aku buat ngebayangin aja, hehe. Thank u/bow
Kek biasa ya wir, 200 views, 60 vote ama 15 komen gue up! HWAITING! SU SU NA KHA!!
Enjoy, and happy reading y'all 👀
.
.
.Orion dan Brian tengah berada di apartment milik Orion, keduanya berteman sudah cukup lama. Sedari keduanya berada di bangku kelas dua sekolah menengah pertama.
Awal keduanya berteman adalah karena saat itu Orion membela Brian yang tengah dibully habis-habisan, bahkan Orion dulu sempat memukul salah satu siswa yang merundung Brian.
Dan ya, setelah kejadian itu. Brian dan Orion berteman baik, hingga sekarang. Bahkan keduanya berada di satu universitas, bahkan fakultas dan prodi yang sama.
Sejak dulu, Brian tak pernah menganggap jika Orion adalah saingannya. Begitupula sebaliknya, keduanya selalu berkejar-kejaran rangking sejak SMP.
Jika Brian di posisi pertama, maka posisi kedua pasti Orion. Begitupula sebaliknya, jika Orion yang ada di posisi pertama, maka posisi keduanya adalah Brian.
Orion melirik handphone Brian yang sedari tadi terus berdering, "Brian!" teriak Orion.
"Apa?!" Brian balas berteriak dari dalam kamar mandi, iya pemuda itu tengah mandi.
"Hape lo bunyi terus bego! Berisik banget ini." ucap Orion, ia kembali fokus ke layar komputernya.
Ceklek!
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Brian dengan bathrobe berwarna putih yang membalut tubuh atletis Brian. Membawa kakinya untuk mendekati kasur Orion, meraih ponsel miliknya yang tengah diisi daya di atas nakas.
Brian mengerutkan keningnya begitu melihat nomor asing yang ternyata memanggilnya, menggeser ikon telfon berwarna hijau itu ke atas.
"Halo, benar ini Brian?" tanya seseorang dari sebrang telfon.
Brian mengerutkan keningnya, ia seperti tidak asing dengan suara ini. Tapi, siapa? "Iya, gue Brian. Ada apa ya?" tanya Brian tak ingin berbasa-basi.
Terdengar helaan napas lega dari sebrang sana, "Akhirnya, Brian begini. Saya Juna, dokternya Winata. Masih ingat?"
Brian terkejut, dari mana dokter menyebalkan itu mendapat nomornya?
Brian berdehem malas, "Kenapa nelfon gue?" tanya Brian malas.
"Kamu bisa datang ke rumah sakit? Winata tiba-tiba drop dan harus dilarikan ke rumah sakit." ucap Juna.
"Lo urusin aja deh tuh anak, gue lagi enak-enak nongkrong malah lo gangguin."
Tut!
Brian mematikan telfon itu secara sepihak, menghempas ponselnya ke kasur empuk dan nyaman milik Orion. Membaringkan tubuhnya ke atas kasur itu.
Tadi pagi, ia memutuskan untuk mampir ke apartment Orion. Ia belum ingin pulang ke rumah, entah karena apa.
Tapi tunggu? Dokter menyebalkan itu mengatakan jika Winata drop dan dilarikan ke rumah sakit?
KAMU SEDANG MEMBACA
WINATA (Selesai)
FanficLocal Name, Brothership, Bromance, Family, Lil Bit Angst, etc. Cerita singkat tentang kehidupan seorang remaja bernama Winata Bagaskara dalam menjalani kehidupan sehari-harinya seusai kepergian sang bunda. Apakah hidup yang ia jalani saat ini sesuai...