02. Insiden Dewa

5.4K 289 17
                                    

Halo, gimana chapter sebelumnya?

Boleh kali pencet dulu tanda bintang yang di bawah.

Happy reading y'all 👀

.
.
.

Seusai bel pulang berbunyi, siswa dan siswi Pelita High School dengan segera keluar dari sekolah.

Ada yang menggunakan kendaraan umum, jemputan, kendaraan pribadi atau membonceng temannya.

"Winata, mau main dulu gak sekalian ngerjain tugas bahasa Indonesia?" tawar Nando, ia masih duduk di bangku miliknya. Menatap Winata yang tengah membereskan buku tulis miliknya.

Winata menoleh, "Pengen sih, tapi takutnya nanti Dewa udah pulang. Kasian kalau dia kelaperan." ujar Winata.

"Emang lo gak nyiapin makanan di rumah?" Nando kembali bertanya.

"Nyiapin sih, Dewa kalo panasin makanan masih bisa kayaknya." jawab Winata.

Nando mengangguk-anggukkan kepalanya paham, ia merangkul pundak Winata. "Oke, gue anggep lo mau ngerjain tugas bareng terus main di rumah gue hari ini." seru Nando, mendengar seruan senang itu membuat senyum Winata tercipta.

Keduanya berjalan beriringan, dengan posisi Nando masih merangkul pundak Winata.

Setelah sampai di parkiran, Nando dengan segera mengambil helm yang sudah ia bawa dari rumah. Nando memang berniat mengajak Winata untuk bermain di rumahnya, maka dari itu ia membawa dua helm.

"Nih pake!" ujarnya sembari menyerahkan helm tersebut pada Winata, Winata menerima helm tersebut.

Manik bulatnya menatap ke arah Nando, "Lo sengaja bawa dua helm?" tanya Winata sembari memakai helm tersebut.

Nando mengangguk kecil, "Iya, biar lo mau bonceng gue ke rumah. Lo, 'kan kalau diajak ke rumah gue alesannya karena naik motor dan gak ada helm. Jadi, gue beliin satu helm khusus buat lo." ujar Nando, ia mengaitkan pengait helm milik Winata.

"Kalo pake helm, pengaitnya tuh dikaitin." peringat Nando, Winata hanya menyengir tanpa merasa berdosa mendengar penuturan Nando.

Nando naik ke atas motor sport miliknya, disusul dengan Winata yang ikut naik ke motor tersebut. Nando dengan segera menyalakan mesin motor miliknya, ia melajukan motor tersebut dengan kecepatan sedang.

.
.
.

Dewa memilih untuk langsung pulang ke rumah, anak itu berjalan masuk ke dalam. Melempar tasnya asal di ruang tamu yang tak terlalu luas itu.

Sang bungsu menghempas tubuhnya pada sofa berwarna abu-abu gelap, lantas tangannya merogoh saku celana miliknya. Mengambil benda pipih canggih lalu nampak mengetikkan sesuatu di benda tersebut.

"Laper~" Dewa mengelus perutnya yang terasa keroncongan.

"BABU!" teriak Dewa, memanggil Winata tentu saja.

Selama ini Dewa selalu memanggil Winata dengan sebutan 'BABU' ia bahkan tak peduli jika Winata adalah kakaknya.

Setelah sepuluh menit berteriak guna memanggil Winata, Dewa mendapat sebuah pesan masuk.

Babu
|Dewa, kakak hari ini pulang sore.
|Maaf ya?
|Kamu kalau laper bisa panasin masakan kakak yang ada di kulkas, di kotak makan warna abu-abu.

Dewa berdecak lalu beranjak dari sofa, kaki jenjangnya melangkah ke dapur. Ia membuka kulkas, mendapati kotak makan berisi makanan yang sepertinya sudah Winata siapkan.

Dewa berdecak pelan, "Bodo lah, gue laper banget." Tangannya terulur untuk mengambil kotak makan berwarna abu-abu tersebut.

Tak lupa mengambil satu bungkus nugget dan satu buah telur dari dalam kulkas, ia berjalan ke arah kompor.

WINATA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang