23. Marah

3.3K 249 15
                                    

Hay, haloooooo. Apa kabar? Yang harinya lagi buruk, semoga besok lebih baik ya.

Semangat!

Vote dulu sabi kali, 290 views, 20 komen ama 85 vote gue up ye wir! HWAITING! SU SU NA KHA!!

Enjoy, and happy reading y'all 👀

.
.
.

Suasana kelas 11-2 siang hari ini cukup ramai, berhubung kelas Winata dilanda jamkos, kelas ini menjadi sangat ramai.

Ada yang tengah sibuk bermain game, ada yang tidur pulas di pojokan kelas, ada yang sibuk makan sembari berghibah ria, ada yang sibuk membuat trend yang tengah hits dan masih banyak lainnya.

Winata dan Nando masuk ke dalam golongan anak-anak yang sibuk bermain game, ponsel keduanya sama-sama miring saat ini.

Dua anak Adam itu tengah main bareng atau lebih dikenal dengan mabar sebuah game yang populer di kalangan anak muda.

"Winata, tembak bangsat!"

"Sabar! Nan, maj—anjing!" Winata berucap kesal kala karakternya justru mati ditembak musuh.

"Nando! Gara-gara lo sih, mati, 'kan gue." ucap Winata, ia memilih untuk keluar dari aplikasi tersebut.

Nando terkekeh pelan, "Sorry," ucapnya, ia melirik Winata sekilas lalu kembali fokus pada sisa permainan.

"Gue bakal bales musuh kita atas matinya karakter lo." ucap Nando sungguh-sungguh, ia dengan segera menembak musuh-musuhnya.

Winata menoleh, ia terkekeh pelan begitu mendapati raut serius sahabatnya. 'Nan, makasih ya? Udah buat gue bisa ketawa.' batin Winata seraya mengamati wajah Nando.

Hingga sebuah tepukan pelan di pipinya menyadarkan Winata, "Kenapa?" tanyanya seraya menatap Nando yang tengah menatapnya bingung.

"Ya, lo ngapain? Natep gue ampe segitunya? Naksir ya lo ama gue?"

Winata tertawa pelan, lalu setelahnya telapak tangannya mendarat di lengan Nando dengan mulus. "Ngada-ngada lo, kagak doyan gue sama lo."

"Ya terus? Lo natep gue ampe segitunya tuh kenapa gitu loh?" Nando meletakkan ponselnya di lantai, berniat mendinginkan ponselnya yang panas akibat terlalu lama digunakan bermain game.

"Thanks," ucap Winata, ia tersenyum tulus sembari menatap Nando.

"Makasih buat apa sih? Gue gak ngelakuin banyak hal buat lo, ngapain ngomong makasih?" Nando menatap Winata dalam.

"Gak ngelakuin banyak hal lo bilang?" Winata menjeda ucapannya, Nando mengangguk begitu mendengar pertanyaan tersebut. "Lo jadi salah satu alasan gue masih bertahan sama hidup gue kalau lo mau tau." lanjutnya.

Nando tersenyum lalu tertawa pelan, "Gue gak ngizinin lo pergi sebelum kita lulus dari sini."

"Kalo kita udah lulus, boleh gue pergi, 'kan?" Winata bertanya.

"Kalau lo perginya ke Thailand, buat jadi mahasiswa Chulalongkorn university gue izinin. Atau mau ke Oxford? Bangkok university? Atau mau yang deket di UGM, gue izinin." ucap Nando.

WINATA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang