25. Kana Marah

3.2K 250 20
                                    

Hay, how are u today?

Guys, please. Stop being a siders :) at least kalian vote oke?

Biasa. 330 views, 20 komen sama 95 vote aku up! Semangat kita :)

Enjoy, and happy reading y'all 👀

.
.
.

Suara tawa dari Cakra, Winata dan Nando saling bersahutan di udara. Ketiganya masih betah mandi hujan di taman belakang rumah. Tak peduli jika waktu sudah semakin larut.

"Gimana?" tanya Nando, ia menatap Winata lalu mengusap wajahnya yang sudah basah akan rintikan hujan.

"Eung?" Winata memiringkan sedikit kepalanya ke kanan, agaknya anak itu tak paham ke mana arah pertanyaan Nando.

Nando terkekeh gemas, "Mandi hujan pertama lo."

Winata ber-oh ria, "Gue happy banget, Nan. Thanks lo sama Cakra udah buat gue ngerasa bahagia hari ini." ucap Winata.

Nando tersenyum seraya menatap Winata, Cakra yang mendengar hal itu menatap punggung sang kakak yang kebetulan tengah memunggunginya.

Lalu, dirinya menubruk punggung Winata. "Kak Nata! Ayo lewatin semuanya bareng sama Cakra, Abang, dan orang-orang yang sayang sama Kakak!" Cakra berseru begitu dirinya sudah mendaratkan tubuhnya di gendongan Winata—piggy back.

Winata sedikit terhuyung ke depan akibat ulah Cakra, namun dengan cepat Nando menahan tubuh Winata. Meski dengan mata yang melotot kaget, hampir saja Winata tersungkur ke tanah.

"Heh dugong! Lo pikir lo kagak berat apa?!" semprot Nando pada Cakra.

Cakra hanya menjulurkan lidahnya—mengejek Nando. "Biarin aja sih! Kak Nata juga fine fine aja gendong Cakra."

Winata tersenyum gemas, lihatlah betapa manjanya Cakra pada dirinya. Sedangkan jika bersama Nando, keduanya hobi sekali beradu mulut.

"Kak Nata, ayo masuk. Cakra takut asma Kakak kambuh kalo kelamaan mandi hujan." ujar Cakra, ia hendak turun dari gendongan Winata namun dengan segera Winata mencegahnya.

"Kakak gendong sampe dalem." Cakra mengangguk senang, ia lantas mengeratkan lengan serta kakinya di tubuh Winata, meletakkan wajahnya di perpotongan leher Winata.

Mereka bertiga kini sudah berada di dalam rumah, Nando baru saja mengunci pintu belakang. Winata dan Cakra pun menatap Nando yang kini melangkah ke arah mereka, dengan sebuah cengiran dan acungan jempol.

Ctek!

Ketiga pemuda itu membeku di tempatnya ketika lampu dapur menyala, saling tatap satu sama lain kala mendapati Kana tengah berkacak pinggang sembari menatap ketiga pemuda itu.

"Cakra, turun!" ucap Kana tak terbantahkan.

Cakra dengan segera turun dari punggung Winata, ia berdiri di samping kanan Winata.

Kana memijat pelipisnya, lantas wanita cantik itu menghela napas dengan kasar, "Kalian bertiga, mandi sekarang. Selesai mandi temuin Mama di ruang tengah." Kana berlalu pergi.

"Lo sih, Cak!" Nando menatap Cakra.

"Kok Cakra?! Kan, awalnya Cakra sama Kak Nata udahan. Abang malah narik kita buat mandi hujan lagi." Cakra tentu tak ingin disalahkan di sini.

WINATA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang