PROLOG

42 3 0
                                    

"Kerlap-kerlip di tengah-tengah....."

Keheningan gadis cantik itu terusik sebab gadis cerewet disamping nya mulai mengeluarkan suara perunggu-nya. Sudah sekitar 45 menit gadis cantik itu terduduk di atas kursi yang tersedia di warung teh Iroh. Gadis itu tidak sendiri. Bersama kedua temannya yang sedang asyik menikmati bakso goreng teh Iroh.

Namanya Kalana Meyyisha. Biasanya orang-orang atau teman-temannya memanggil dengan sebutan 'Meyyi'. Meyyi, eh bukan, maksudnya mereka tinggal di satu tempat yang sama dan bersekolah di sekolah yang sama.

"Gandeng ihh menii mending we suara kamu teh aluss da ini mah siga kaleng rombeng," senggol Reva-anak Bandung yang hobinya judge tiap orang.

"Terserah gue lah, ngatur!" ketus Maya-anak jakarta abizz sekaligus si pemilik suara perunggu tadi.

Teman-teman Meyyi memang pasti akan selalu membuat kebisingan dimanapun mereka berada. Ditempat sepi saja mereka bisa membuat kehebohan, apalagi ditempat ramai.

***

Sebelum mereka jauh saling mengenal, tentunya mereka jauh jauh dari semua kata kenal. Meyyi berasal dari Kota Garut. Maya dari Jakarta. Dan Reva dari Bandung. Cukup jauh bukan?. Lalu bagaimana bisa saling mengenal?.

Dapat di bilang, mereka tinggal di sebuah kontrakan yang cukup. Awal pertemuan mereka adalah disana. Saat itu mereka duduk di kelas 1 SMP. Keluarga Maya menitipkan Maya pada Meyyi saat pertama kali bertemu, akhirnya sejak saat itu Meyyi dan Maya cukup dekat. Boleh dibilang hubungannya dan Reva tidak baik-baik saja karena memang jarang berinteraksi. Tetapi saat suatu kejadian yang membuat mereka bertiga disatukan dalam satu kamar yang sama, mulai-lah sebuah cerita yang masih terjalin hingga kini.

***

"Oper bola nya kesini ki!"

"Bawa masuk gawang lah itu bola wak"

"GOLLLLLL.....!!!!"

Satu tim futsal laki-laki kelas A bersorak. Kelas mereka berhasil mencetak poin dengan skor 5-8. Lawan mereka adalah kelas Meyyi. Tim kelas A menghampiri kelas Meyyi dan mulai mengejek-ejek kami karena kekalahan.

"YAAAA KELASNYA KALAH!!!!" Sorak salah seorang dari Tim kelas A.

"Wajar sih kalah, kelasnya kan cemen"

"Wali kelasnya aja ga semangatin mereka"

"Kalah, jelek"

"Wah ga terima ini mah udah ngejekin segala ih meni sok sok an ih sok ganteng dei ih," ucap Reva.

Maya dan Meyyi memasang wajah kesal sebab anak-anak kelas A keterlaluan. Hingga amarah mereka memuncak, ia dan kedua sahabatnya menghampiri anak-anak kelas sebelah.

"Heh coba mulut lo jangan lemes, cowo-cowo juga jelek banget mulut lo? ga di jaga?," imbuh Maya kesal.

"Ga sekolah kali mulutnya itu," sambung Meyyi gemas.

Tiba-tiba dari ramainya kerumunan, tiga lelaki tampan menerobos kerumunan. Meyyi mengenal dua diantaranya. Ada Dafa, si anak kaya yang selalu tebar pesona. Ada Alvi, yang jarang bicara tapi sekali bicara semenyakitkan itu. Lalu orang yang ada di antara mereka, Meyyi bertanya dalam benaknya, sebab ia tidak mengenalnya sejak bersekolah disini. Siapa dia? Meyyi terus memperhatikan satu wajah yang tak dikenal itu dari atas hingga bawah.

"Ngapain liat-liat gue? Ga liat orang ganteng ya selama sekolah disini?", nada bicara nya saja membuat Meyyi enek. Terlihat sekali bukan? anak yang akan selalu mencari masalah di mata nya?. Cih.

"Dih pede banget lo, lagian lo siapa sih aneh" jawab Meyyi ketus.

"Yah kepo nih sama orang ganteng" ucapnya dengan gaya sok ganteng nya.

Meyyi mengernyitkan dahi sambil mendecih. Yang bener aja kepo sama anak tengil kaya dia? sampe kapanpun gak mau tau iwhhh gak bangettt. Laki-laki itu tersenyum percaya diri sambil terus menatapnya. Bayangkan saja kalian ditatap mamang sopir truk. Ih sereemmmmmm.

"Kenalin nama gue Danendra Faiki, panggil aja iki atau sayang juga boleh sih," dengan wajah percaya diri nya. Laki-laki yang ternyata bernama Iki itu tersenyum jahil dan tertawa dihadapan Meyyi.

Mungkin itu awal mula semua sumber masalah dalam hidup Meyyi.

SELAMAT DATANG MASALAH!!!

01.03Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang