CHAPTER 1- Mulai?

44 2 0
                                    

Seperti biasa Maya, Reva dan Meyyi akan selalu mendatangi warung teh Iroh, letaknya di belakang sekolah. Warung teh Iroh terkenal dengan bakso gorengnya. Di jam-jam istirahat seperti sekarang, warung teh Iroh pasti akan ramai oleh siswa-siswi sekolah. Bahkan kantin sekolah saja kalah.

Menikmati bakso teh Iroh sambil berbincang-bincang dengan teman-teman memang jelas sangat mengasyikkan. Maya sesekali mengomel marah karena kami terlalu berisik. Reva dengan akal jahil nya selalu mengusik tiap anak yang mampir ke warung teh Iroh.

"Atuh neng, jangan di gangguin yang mampir ke warung teteh, nanti semuanya pergi kan teteh yang rugi", keluh teh Iroh pada Reva.

Yang di ceramahi hanya memberi cengiran kuda. Reva yang kunjung malu malah menambah satu masalah. Karena malu di ceramahi teh Iroh, Reva mengumpat diantara Meyyi dan Maya sampai salah satu bakso goreng milik Meyyi jatuh ke lantai.

"REVA IH BAKSO NYA JATOH KAN!!" teriak Meyyi sebal, pas di telinga nya.

"Tau ih Reva diem ngapa", tambah Maya.

Meyyi mendecak kesal dan beranjak untuk mengambil bakso goreng lagi. Dengan raut wajah sebal, Meyyi terus berjalan demi mengambil bakso goreng baru di etalase milik teh Iroh. Bruk...

"AWWWW SAKITTTT ANJIR", umpat Meyyi kala seseorang mendorongnya dari belakang. "Heh kalau punya mata di pake dong sakit tau".

Ia membalikkan tubuhnya  untuk melihat siapa orang yang mendorongnya tadi. Emosi Meyyi  semakin menjadi-jadi ketika ia tau siapa orang di belakangnya saat ini.

"Pantesan aja mata nya ga di pake, tau nya orang ter-pede sedunia ini toh yang dorong gue", ucap Meyyi seraya menatap wajah tengil seseorang di hadapannya. Ya, tentunya orang itu adalah Iki.

"Eh ada orang kepo nih disini, sorry ya tadi ke dorong soalnya yang di belakang gue juga dorong-dorongan," jawabnya santai.

"Dipikir gak sakit apa? Sakit nih tangan gue kena meja, minimal minta maaf kek".

"Loh tadi kan gue udah minta maaf, lo budeg?".

"Kok jadi ngatain gue sih?".

"Ya salah lo sendiri".

"Dih gaj....".

Tangan Meyyi terasa ditarik oleh seseorang dari belakang kerumunan. Yap, semua mata sudah tertuju kepada Meyyi dan Iki. Bahkan ada beberapa orang yang mengerumuni  mereka berdua untuk melihat kejadian tadi. Biasa lah, Miss info beraksi.

***

"Ki, ngapain sih lo berantem sama si Meyyi?",  Dafa celingukan mencari seseorang, takut orang lain mendengar percakapan mereka.

"Oh jadi cewe tadi namanya Meyyi?", bukan menjawab pertanyaan dari sang penanya, Iki malah membalikkan pertanyaan kepada Dafa.

"Jangan cari masalah sama dia, anaknya serem. Pokoknya jangan deh, sekali ngomong pedess bro", imbuh Alvi.

Iki terlihat berfikir sejenak. Terdiam cukup lama lalu tersenyum.

"Tapi cantik ya?"

Tanpa ba-bi-bu, Dafa dan Alvi membelalakkan matanya menatap Iki. Apa yang salah dengan ucapannya tadi? Apa mereka keberatan?.

"Ca-cantik sih tapi ga-galak Ki" ember Dafa.

"Ya lo nya aja ga berani sama dia Daf".

***

"Kenapa harus tarik-tarik gue sih, udah greget tau tadi", rutuk Meyyi pada Maya.

Maya yang menarik tangannya tadi, karena ia tak mau amarah Meyyi semakin menggebu-gebu.

01.03Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang