CHAPTER 4-Sekolah

22 2 0
                                        

"Jatuh cinta menurut gue hal yang bisa orang lain lakuin. Bahkan gampang banget. Tapi. Untuk kembali bersikap biasa aja di depan orang yang buat jatuh hati itu susah", Kalana Meyyisha.

"Apa gue bilang, lo bakal suka sama gue." Danendra Faiki.

"Emang biang semua masalah putus cinta selalu di awali sama jatuh cinta ya men. Ohh madefakmen", Dafa geming.

***

"Tapi lo masih deket sama dia?", tanyanya. Meyyi mengangguk setuju. Di posisinya, semua akan terasa sangat menyulitkan. Tasya selalu meng-update kesehariannya di media sosial. Bahkan sesekali Tasya mungkin berkencan dengan Iki. Disisi lain, Iki masih selalu mengabari Meyyi kapanpun dan di manapun.

"Gue juga bingung sama sikapnya yang sebenernya sama gue. Tapi mau gimana lagi? Toh gue juga gabisa ngelak kalo gue mulai jatuh ke dia."

"Hal yang sekarang lo kejar itu orang labil Mey. Lo bahkan ga akan pernah bisa menetap dihatinya kalau ternyata dia selalu mengharapkan si Tasya itu."

"Ya soon mungkin gue sama dia bakal jadian. Yaa siapa tau juga dia lebih mau sama gue ketimbang cewe itu".

"Kalo kebalikannya?".

Meyyi diam membisu. Tak sanggup menjawab pertanyaan dari Syifa. Senyum smirk muncul di wajahnya.

"Kakak pulang?", seseorang dari gerbang rumah riuh membuat suara berisik. Laki-laki yang cukup tampan dimata orang, terkecuali dimata adiknya, Kalana Meyyisha. Ya. Lelaki itu kakaknya. Namanya Kalio Farhili. "Ngapain lo dateng ke rumah ini? Siapa yang izinin lo dateng kesini?", ketus Meyyi. "Eh ada beban keluarga nih disini, papah mana?", umpat balik Lio santai.

"Lo yang beban dirumah ini!. Dateng kesini gak akan jauh dari minta duit ke papah kan lo?, duit buat apalagi kali ini bego?".

"Lo udah kasar ya sama gue?".

"Balik ke tempat lo kak Lio. Papah ga ada dirumah ini. Jangan pernah juga dateng ke rumah ini".

"Heh beban, diem deh lo, tau apa soal rumah ini? Toh rumah ini juga bentar lagi atas nama gue."

"Ga usah mimpi ya kak!".

"Lo tanya sama Papah aja. Bacot banget".

Air mata Meyyi menetes, memori lima tahun lalu muncul di benaknya. Saat dimana Lio pergi dari rumah karena merasa mama lebih menyayangi Meyyi. Tapi Lio tak tau apa yang sebenarnya terjadi. Lio melenggang pergi ke dalam rumah. Meyyi yang tak sanggup memutuskan untuk pergi dari sana. Tak sadar sejak tadi ada Syifa. Masa bodoh dengan kejadian tadi, toh Syifa selalu tau isi rumahnya yang berantakan.

***

Di warmindo sekitar rumah, Meyyi memesan beberapa makanan. Syifa sejak tadi menggerutu, lain dengannya yang hanya diam memikirkan kejadian tadi. Perilaku Syifa seakan tak tau dengan kejadian tadi, seakan dia tak ada di sana tadi.

"Heh, mending makan dulu nih sate kulit ayam kesukaan lo. Lo udah kurus dongo. Mau tambah kurus lagi?", dengan cepat Meyyi menggeleng dan mencoba tersenyum walaupun kikuk.

01.03Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang