Feyra 25 : senja

304 34 26
                                    

"aku jatuh cinta pada senja. Senja nan indah, yang memberi ku, ketenangan dan kedamaian, sebelum malam, Kembali mengusik jiwa, membangunkan memori kelam masa lalu"  —feyra

"Terimakasih Tuhan, telah ciptakan senja untuk mengingatkan aku... Bahwa Setiap keindahan yang menawan selalu di sertai duka setelah nya...."

( Aku takkan lagi terlena dalam fatamorgana)

Jika mataku terpejam di kala senja telah sirna...
Jangan usik! Biarkan ia tertutup, dalam damai dan hening malam.

Aku pulang...

Selamat membaca.....❤️

Lembayung senja terlihat begitu indah, bersama dengan deburan ombak dan suara angin berdesir, menciptakan instrumen manis, yang selalu berhasil menghipnotis siapapun. termasuk gadis cantik yang kini duduk termenung di pasir pantai nan luas.

Gadis yang masih berpakaian sekolah itu, sesekali memejamkan matanya, sembari bibirnya menyunggingkan senyum manis.

"Fey suka senja... tapi, kenapa senja cepat banget perginya? Padahal dalam senja ada begitu banyak keindahan dan rasa damai..." Gumamnya, menatap langit jingga kemerahan di depan sana, tepat di atas laut, bola raksasa itu perlahan menghilang separuh, meninggalkan pemandangan yang semakin indah dan memanjakan mata.

aku, pegila senja (opacraphile)

"kenapa ya? Kenapa, semua keindahan itu cepet banget hilangnya? Sama kayak keindahan di hidup aku, singkat banget!" Lirihnya. Mata hitam itu mengerjap perlahan, membiarkan beberapa bulir bening lolos, jatuh ke pasir pantai.

Suasana semakin sepi, hanya ada beberapa orang saja yang masih berlalu lalang di sekitaran pantai.

🦋🦋🦋 Feyra 🦋🦋🦋

Fey mendesah panjang, sesaat kemudian ia tertunduk menatap sebuah buku di tangannya.

Gadis itu termenung sejenak hingga tepukan di bahunya menyadarkan ia dari lamunan. Gadis itu mendongak menatap sosok yang baru saja tiba.

"Pulang yuk... udah mau malam" ajaknya dengan senyum hangat. Fey menggeleng pelan.

"Bentar lagi kak...Fey masih mau liat matahari benar benar tenggelam!" Ujar nya. Matanya kembali tertuju ke angkasa.

"Sini kak... temenin Fey liat senja! Duduk di samping Fey..." Fey menarik lembut lengan Amelia untuk duduk di sisinya.

"Kamu suka senja ya?"

"Banget kak!" Jawab Fey dengan binar di matanya.
Gadis itu menoleh ke arah Amelia.

"Kak... boleh pinjam bahunya gak? Fey capek"

"Boleh...sini"

"Makasih kak!" Lirih Fey dengan tatapan sayu.

"Kenapa tiba-tiba ke pantai Sendiri? Padahal kamu bisa ajak kakak" tanya Amel.

"Nggak apa-apa kak! Fey tadi habis dari rumah nya citra...pas pulang ternyata lewat sini, jadi Fey mampir deh! Sengaja, soalnya udah lama gak liat sunset" papar Fey.

"Oh gitu.... emang tadi Ngapain ke rumah citra? Tumben..." Amelia merangkul bahu Fey.

"Belajar bareng kak... sekalian Fey di kenalin ke adiknya citra, lucu banget kak—fey jadi keinget sama bian..." Mata Fey berkaca kaca, Amelia yang melihat perubahan raut Fey lantas menghela nafas.

"Dek... kalau boleh kakak jujur, kakak berharap nya bian gak pernah lahir di keluarga kita!"

Fey tersentak dengan wajah tak percaya dengan ucapan yang baru saja terlontar dari mulut Amel.

Feyra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang