Feyra 27 : maaf kak!

330 33 21
                                    


"Jika, Tuhan telah memanggil ku pulang, itu artinya, perjuangan ku, Sudah harus usai."

........

Motor Kenan melaju, memasuki area sekolah—kemudian berhenti tepat di parkiran yang tersedia di halaman depan.

Feyra turun dari motor dengan wajah datar, berjalan begitu saja meninggalkan Kenan. Pemuda itu berdecak kecil, sembari mengikuti langkah sang gadis.

"Tunggu gue!" Kenan mencekal pergelangan tangan Fey, yang lantas menghentikan langkahnya. Fey berbalik, menatap Sinis.

"Apa, lagi Kenan?" Tanya Fey dengan nada malas.

"Nanti pulang bareng gue,ya?" Ujar Kenan dengan tatapan hangat, untuk sesaat kedua netra itu bertemu. Tapi, segera diputuskan oleh feyra, ia menarik paksa tangan nya.

"Nggak usah! Fey, ntar pulang nya, dijemput sama kak, Amel!"

Feyra Kembali berjalan dengan langkah cepat berusaha menghindar dari Kenan.

Di depan sana, citra dan Tatiana berdiri menunggu Feyra.
Bukan hanya kedua gadis itu, tapi, para sahabat Kenan Juga ada di sana, bersandar di tembok menatap dua remaja yang sedang berjalan beriringan.

"Makin bucin ya si bos!" Celetuk Liam menatap Kenan di kejauhan.

"Yah, wajar sih, orang Fey aja makin cantik, gue aja demen!" Seru Joe berbinar.

Pletak

"Yeuhh! Mending Lo berhenti ngehalu!! Yang ada Kalau Kenan denger, Lo di mutilasi! Mau Lo?!" Sarkas Daren.

Joe menyengir lebar lalu tatapan nya tertuju ke dua gadis yang berdiri dengan tangan bersedekap.

"Hehe, tapi bestie nya Fey... boleh juga!"

"Boleh tuh! Lo satu gue satu, mwehehe " timpal Liam dengan senyum tengilnya.

Daren geleng geleng kepala melihat dua sahabatnya.

Tak

Tak

"Satu, satu! Lo kata permen? Udah!! Gak usah ngarep!! Mereka gak bakal mau, sama lo berdua!!" Kesal Daren menjitak kepala Joe dan Liam bergantian.

******

Kenan berdecak saat melihat gerombolan orang orang yang ia kenali di depan sana, terlebih ada dua gadis yang kerap kali bermasalah dengan nya.

'males banget gue harus ketemu tuh cewek tomboi!' Kenan tampak berpikir sejenak lalu sedetik kemudian ia tersenyum miring.

Tangannya menggenggam lengan Fey, Gadis itu menoleh hendak protes, tapi terhenti saat jemari Kenan menjentik. Hal ajaib kembali terjadi.

Fey, melongo, menatap keheranan ke sekeliling nya. Siswa siswa yang berjalan di sekitar berhenti layaknya patung. Semua benar benar membeku, bahkan dedaunan yang terjatuh dari tangkainya ikut terhenti di udara.

Fey, menghentikan langkahnya. Ia menoleh dengan tatapan tak percaya pada Kenan.

"I-ini... k-kamu yang lakuin?" Kenan mengangguk dengan senyum tipis.

"Kenapa, kamu buat mereka jadi patung?" Tanya Fey tak habis pikir.

Bukannya langsung menjawab, Kenan Malah kembali menggenggam tangan Fey, membawa sang gadis berjalan melewati gerombolan orang yang tengah mematung.

"Biar cepat sampai kelas, gak usah mampir mampir, Buang Buang waktu!" Ujar Kenan.

"T-tapi—"

"Sutttt, diam aja! Ikut gue!"

Feyra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang