Feyra 28 : jalan jalan.

294 31 29
                                    


........

Malam hari.....

Amel mendatangi kamar Fey, setelah selesai bersiap siap. malam ini, Gadis 21 tahun itu terlihat sangat cantik memakai sweater rajut dengan bawahan kulot. Rambutnya ia kuncir tinggi.
Senyum manisnya mengembang sempurna saat melihat sang adik yang rupanya juga sudah siap.

Rencananya, malam ini, mereka akan mengunjungi pasar malam, untuk bermain wahana.
Fey, menoleh saat mendengar suara langkah kaki seseorang, dan saat melihat siapa yang datang, seketika itu pula ia tersenyum.

"Ready?" Tanya Amel, ia merapikan rambut panjang feyra, yang, Sepertinya agak sedikit mengganggu.

"Udah siap,kak!" Ujar Fey Dengan semangat, ia sangat antusias untuk ikut dengan sang kakak.

Amelia memindai penampilan sang adik.

"Malam ini, dingin dek! Jangan cuma pake dress! Pake jaket, ya? Atau, sweater?" Amelia melangkah mencari sweater dan jaket dari lemarinya. Fey, hanya diam menunggu.

Gadis itu termenung, beberapa kali tatapannya terlihat kosong.
Guratan merah tiba tiba muncul menjalar perlahan di wajahnya, hanya sesaat karena suara Amel mengembalikan kesadarannya yang sedari tadi melamun.

"Mau, yang mana dek?" Fey, terhenyak, menatap sang kakak yang memperlihatkan dua jenis pakaian di tangannya. Sweater rajut dan juga jaket.
Fey, menatap wajah Amelia Lamat.

"Sweater aja kak." Putus Fey dengan senyum merekah. Ia berjalan menuju kakaknya. Mengambil sweater dan memakainya.

"Rambut kamu kayak nya agak mengganggu ya,dek." Amelia mengetuk dagunya, "kakak, kepang, mau gak?" Ujar Amelia.

"Boleh,kak, biar leluasa mainnya, hehe."

"Ya, udah, duduk sini dek! Kakak ambil ikat rambut dulu, di kamar ya?" Fey, mengangguk patuh. Amelia berlalu meninggalkan Fey, di dalam kamar seorang diri.

Mata Fey terasa berat sekali, beberapa kali ia hampir kehilangan kesadaran nya.
Dalam keadaan setengah sadar, mata, Fey membola saat merasakan sesuatu yang aneh. Cahaya bulan yang masuk dari jendela yang terbuka membuat Fey, merasakan hawa mencekam.

Tak

Tak

Tak

Bunyi kaca yang terketuk, memecah keheningan. Fey, menatap takut ke luar sana. Hanya ada kegelapan malam.

"Perasaan, aku, kok gak enak ya?" Gadis itu mengusap tengkuknya yang meremang.

Aww....

Fey, sedikit terpekik, sesaat setelah ia merasakan benda tajam menusuk lengan kanannya. Gadis itu mengangkat lengannya yang sudah berdarah. Ia mencari pelakunya, tapi tak ada satupun orang selain dirinya di dalam sana.

"Feyra!! Kenapa bisa luka dek?" Amelia yang baru saja masuk langsung menyerbu Fey, dengan cemas. Fey, tertunduk sejenak lalu sedetik kemudian ia menggeleng cepat.

"Nggak apa-apa kok! Ini cuma kena jarum pentul tadi, kak!" Kilah Fey. Amelia menggelengkan kepalanya.

"Ck, lain kali hati hati,Fey!" Amelia mengingatkan.

"Iya, Kak, Fey akan hati hati!"

"Ya, udah duduk dulu, biar kakak obatin, terus kakak kepang rambut nya." Fey, mengangguk.

Amelia menempelkan plester di lengan Fey, baru setelah itu ia kepang Surai panjang milik sang adik. Sekarang, Fey tampak jauh lebih cantik dengan rambut yang di kepang satu.

Feyra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang