✨GERVANA ; 05

103 13 0
                                    

'TUHAN, JIKA AKU TIDAK BISA MEMILIKINYA, TOLONG JAGA DIA UNTUKU.'
—Gervan—

HAPPY READING

   DI tengah perjalanan mengantar pesanan pelanggan, sayup-sayup telinga Gervan mendengar keributan dari lorong yang ia lewati.

Dirinya ragu jika hanya melewati lorong tersebut tanpa mengeceknya ke dalam. Alhasil, Gervan menitipkan motornya di depan warung pinggir jalan dan masuk ke dalam lorong tersebut dengan berjalan kaki.

Hati ini merasa tak tenang saat langkahnya berjalan lebih dalam. Penerangan yang minim membuat Gervan menerka-nerka apa yang tengah disembunyikan oleh lorong ini kepadanya.

"LEPAS!"

"LEPASIN, BANGSAT!!"

Degup jantung Gervan semakin tak beraturan manakala suara samar itu semakin jelas di telinganya. Langkah kaki Gervan yang semula hanya mengendap-endap berubah semakin cepat, berlari membelah kegelapan sebelum gadis itu masuk masuk ke dalam bahaya yang sebenarnya.

Gervan semakin panik karna ia pernah mendengar rumor yang tidak beres tentang lorong ini. Rumor itu mengatakan, disinilah tempat para penjahat kelamin bersembunyi.

Sialnya, malam ini mereka kembali muncul ke permukaan. Gervan tidak akan membiarkan ada korban lagi malam ini. Gervan harus menolongnya. Siapapun itu.

"TOLONG! SAYA DICULIK!!"

"TOLO—Mphh!"

Deg!

"Nasya."

Nama itu langsung terucap begitu saja dari bibir Gervan, manakala gadis itu kembali bersuara. Sebenarnya Gervan tidak mau berprasangka buruk, tetapi ia sangat mengenali suara Nasya—Mantannya.

Emosi Gervan langsung mendidih saat melihat tiga punggung pria menyeret paksa Nasya ke dalam gang yang lebih sempit. Rahang Gervan mengeras dengan gigi-giginya yang saling bergemeletuk.

Tidak. Gervan tidak akan membiarkan Rembulannya dilecehkan oleh manusia-manusia biadab seperti mereka.

Tanpa terasa sekarang Gervan sudah berdiri persis di belakang mereka. Bayangannya yang menyatu dengan kegelapan membuat tiga pria, bahkan Nasya sendiri tidak menyadari kedatangannya.

"Sekarang, buka baju dia."

Bangsat!

"ANJING! MATI KALIAN BAJINGAN!!"

Bugh!

Bugh!

Nasya tersentak kaget dan menutup mulutnya ketika dua pria disampingnya sudah tersungkur ke depan hingga wajahnya lecet tergores kerikil tajam. Menyadari seseorang telah hadir menolongnya, Nasya menoleh kebelakang.

Nasya mengernyit, merasa pernah melihatnya. Kalau Nasya tidak salah ingat, dia adalah karyawan toko roti yang ia temui beberapa menit yang lalu. Mata mereka saling beradu.

"Sembunyi. CEPAT!!" titah laki-laki tersebut pada Nasya. Nasya mengangguk samar.

Dengan kaki lemas, Nasya berlari mencari perlindungan, bersembunyi dibalik tong kosong yang berada tak jauh darinya. Dari balik sini, Nasya dapat melihat betapa gilanya laki-laki itu membantai habis tiga pria dengan emosi bertubi-tubi.

GERVANA (Impian Kecil Gervan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang