'PADA AKHIRNYA SEMUANYA AKAN TERUNGKAP SATU PER SATU 'KAN?'
—Gervan—HAPPY READING
✨DI ruangan bernuansa ungu dan hitam, seorang gadis berusia 20 tahun terlihat sedang berkutat di depan layar komputernya sambil menggigit kuku ibu jarinya. Sejak satu jam yang lalu, dia telah menyelami album foto milik seseorang yang sangat mirip dengannya. Tak ada satu foto pun yang terlewat olehnya, semuanya diamati secara baik-baik.
Hingga di foto terakhir, rasa keraguan yang selama ini dia rasakan perlahan-lahan menghilang, dan berganti menjadi sebuah tekad yang ingin segera dia lakukan.
Pertama-tama, dia membuka ponselnya untuk mencari identitas dari seorang gadis yang pernah dia temui di pasar malam kala itu. Berbekal surat peninggalan dari seseorang yang saat ini masih dia simpan, akhirnya dia menemukan beberapa akun dengan nama yang hampir mirip dengan gadis itu.
Setelah membuka satu per satu semua akun, akhirnya dia menemukan akun dari gadis yang selama ini dia cari. Bibirnya pun menyebut nama dari akun tersebut, "Nasya Rembulan,"
"Jadi bener, namanya Nasya?" monolognya seraya menopang dagunya dengan salah satu tangannya.
Kemudian dilihatnya beberapa postingan di akun Nasya untuk memastikan bahwa Nasya memang gadis yang dimaksud.
Dan benar, wajah ini sama persis seperti gadis yang malam itu berlari menjauhinya di tengah keramaian pasar malam. Setelah menemukan titik terang, dia pun memencet tombol 'Ikuti', kemudian mengirimkan sebuah pesan to the point di ruang chat.
Saat dia ingin keluar dari aplikasi Instagram, matanya tidak sengaja melihat satu postingan Nasya yang mana gadis itu tengah berfoto selfi dengan seorang laki-laki.
Terlihat tidak asing, batinnya.
Lalu, sedetik kemudian kedua matanya melebar sempurna setelah mengetahui siapa sosok laki-laki tersebut.
"Zavin?!"
✨
Nasya sudah melakukan beberapa cara agar ia bisa tertidur malam ini. Mulai dari tidur menyamping, telentang, membalik posisi bantal, memeluk boneka, menutup tubuhnya dengan selimut, bahkan Nasya sudah meminum susu sebelum tidur. Tapi semuanya sia-sia, seolah matanya belum mau terpejam membuat Nasya mau tidak mau bangkit dari kasurnya.
Tidak ada hal berarti yang ingin Nasya lakukan saat ini. Namun, matanya tidak sengaja menoleh ke atas lemari, tepatnya pada satu kardus usang yang sudah berdebu. Nasya menggigit ujung bibirnya kesal.
Benda itu, masih ia simpan rupanya.
Nasya pun meninggalkan kasurnya dan bergerak mendekati lemari pakaiannya. Ia harus sedikit berjinjit untuk bisa meraih kardus tersebut. Setelah berhasil didapat, ternyata kardus itu memiliki beban yang cukup berat dan karena itu Nasya kehilangan keseimbangan.
Brukk!
Alhasil Nasya terjatuh dan isi dalam kardus tersebut berserakan di lantai kamarnya.
Nasya meringis, khawatir kalau Tiar mendengar keributan dari kamarnya di tengah tidur lelapnya. Namun, lima menit berlalu Nasya tidak mendengara apa-apa. Artinya Tiar tidak terganggu sama sekali atas aksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERVANA (Impian Kecil Gervan)
Fiksi RemajaIni tentang Gervan, remaja 17 tahun yang hanya memiliki dua impian sederhana dalam hidupnya. Pertama, melindungi Bunda dan Adiknya dari amarah sang Ayah. Dan kedua, menyembuhkan Nasya-Mantanya, atas luka yang pernah Gervan torehkan di hatinya waktu...