✨GERVANA ; 01

256 17 1
                                    

'TIAP KALI MELIHATMU, HATI INI SELALU BERGETAR. LAYAKNYA ALAT PIJAT.'
—Gervan—

HAPPY READING!

   GADIS dengan pita nanas di poninya tampak mengernyit saat mendapati barang asing di dalam lokernya. Benda berbentuk persegi, tipis dan berwarna kuning. Diraihnya surat tersebut lalu dibacanya.

—————————
Hai, Nanas🍍
Izinkan aku untuk menuliskan sesuatu.

Jika bintang diciptakan untuk menemani bulan dikala gelap, maka aku diciptakan untuk menemanimu hingga hari tua.

Asekkk!
Baper, nggak?
Baper lah! Harus!
Aku maksa!

Udah, ya. Surat lainnya akan kukirim besok.
Mau kangen silahkan.
Papay!

Tertanda, jodohmu.

—————————

Dirematnya kertas kuning tersebut hingga lusuh tak berbentuk. Nasya. Dadanya bergemuruh naik turun. Mendapat rentetan surat dari sang Mantan adalah kejutan terburuk dalam hidupnya.

Gervan Bintang Aledra.

Setelah berhasil menorehkan luka terdalam, kini muncul kembali dan menjelma menjadi obat penyembuh paling ampuh. Pikirnya. Karna nyatanya, luka yang mulai sembuh dengan sendirinya kini dipaksa untuk menganga kembali oleh hadirnya.

"M-mau lo apa sih, Ger?" monolog Nasya, menatap surat di dalam bak sampah dengan nanar. Bibirnya bergetar.

"Nyembuhin kamu."

Sontak, Nasya berbalik badan. Sosok Gervan Bintang Aledra sudah berdiri di hadapannya. Wajah itu, mengingatkan Nasya pada semua kenangan mereka. Nasya memejamkan mata, mengusir memori terburuk dalam kisah cintanya.

Nasya tertawa hambar.

"Kenapa dateng lagi?" tanya Nasya setenang mungkin. Pandangan Nasya lurus menatap dada bidang Gervan. Jujur, Nasya tidak mau menatap mata Gervan kembali.

Hati Gervan mencelos. Gadis yang dia cintai tidak menyukai kehadirannya?

"Jangan dateng lagi kalo niat lo cuma mau bikin gue sakit hati."

Bugh!

Tubuh Gervan sedikit terdorong saat Nasya menyenggol bahunya. Gadis itu berlalu dengan tangan terkepal di kedua sisi. Berjalan penuh emosi, hingga rambut sepunggungnya berkibas kesana kemari.

Ditatapnya punggung Nasya lekat-lekat. Gervan berkata.

"Maaf."

"Maaf udah nyakitin kamu."

Semua kebencian Nasya bermula dari satu tahun yang lalu.

Saat itu, Nasya dengan hati batunya berhasil diluluhkan oleh Gervan. Cowok yang selalu hadir mengisi hari-harinya, telah menjadi sang pemilik hati. Mengisi tiap sudut kosong hatinya.

Gervan berhasil membuat Nasya jatuh cinta. Bahkan, Nasya sampai bermimpi hanya ingin dengan Gervan seorang hingga akhir hayatnya.

Sebab, Gervan adalah cinta pertama sekaligus pacar pertamanya.

Nasya yang ketus, berubah menjadi pribadi yang ceria. Banyak bicara dan selalu mencari topik untuk ia bahas dengan Gervan. Rasanya Nasya seperti gadis paling beruntung karna telah memiliki Gervan di hidupnya.

Namun entah mengapa, Gervan berubah. Dia tidak lagi menanggapi semua celotehan Nasya. Cowok itu sibuk.

Sangat sibuk. Sampai-sampai Nasya dibuat overthingking. Ada apa? Kenapa? Kamu baik-baik saja?

Gervan menghilang.

Hingga suatu ketika, Gervan kembali. Kabar buruknya, dia datang dengan tangan seseorang di dalam genggamannya.

Gervan selingkuh.

Dan tanpa pikir panjang, Nasya mengakhiri hubungannya dengan Gervan saat itu juga. Tanpa bertanya soal alasan. Hatinya sangat kecewa, hingga tidak mampu untuk bertanya, kenapa kamu selingkuh? Apa yang kurang dari aku? Salah aku apa?

Sialnya, Nasya memutuskan Gervan dalam posisi masih mencintainya. Hal itu adalah keputusan terberat di hidupnya.

Melepas seseorang yang kita cintai dengan begitu hebat, seberat ini ternyata.

Nasya kira, dengan melupakan Gervan ia akan terbebas dari luka. Tapi dengan cara apa? Membencinya? Yang ada rasa ini semakin kuat.

Nasya tidak bisa.

Melihat Gervan bersama yang lain, Nasya menertawakan diri sendiri. Bodoh. Sudah jatuh hati dengan si pemain hati. Satu hal yang baru Nasya sadari, Gervan itu playboy.

Miris.

Dua tahun berlalu. Dengan perasaan yang mulai memudar dengan sendirinya, Gervan datang.

Kembali mengusiknya.

Disaat Nasya terluka dia tertawa dengan yang lain. Namun, disaat Nasya hampir pulih, dia kembali.

Hendak menabur luka yang sama? Heh?

Enyah kau!

Nasya bertekad tidak akan terpedaya dengan jurus Sang Buaya untuk yang kedua kalinya.

Nasya pastikan itu!

BERSAMBUNG ....


Ditulis 04 Februari 2024
Dipublikasikan 10 Februari 2024

GERVANA (Impian Kecil Gervan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang