Dear, Alia.
Ini aku, Geovan. Aku tidak tahu kertas ini mau ku apakan, tapi hatiku berkata kalau aku harus menulis sesuatu disini. Entahlah Alia, aku sendiri juga bingung. Jadi, anggap saja apa yang aku tulis disini hanya omong kosong ya, haha.
Oh iya Alia, bagaimana kabarmu disana? Sudah lama ya, kita tidak bertemu.
Kuharap kamu baik-baik saja tanpa kehadiran cowok ganteng disisi mu. Siapa lagi kalau bukan aku? Hehe.Alia, kali ini aku mau mengatakan hal yang serius padamu. Jadi, baca baik-baik ya.
'I LOVE YOU, NOW AND FOREVER'
Ya, kamu pasti tahu itu. Tapi entah mengapa, rasanya ini adalah ucapan terakhir yang bisa ku ucapkan untukmu. Aneh? Tentu saja aneh. Aku merasa seolah tidak memiliki kesempatan untuk mengucapkan kata itu di hari esok. Entahlah Alia, sejak kemarin aku dihantui perasaan gelisah yang tak berkesudahan. Aku selalu merasa diawasi entah oleh siapa. Rasanya, tiap napas yang ku hembuskan seperti sedang dipantau oleh seseorang.
Tapi mungkin itu hanya perasaanku saja 'kan? Bisa saja ini hanya imajinasiku saja.
Tapi ketahuilah Alia, jika esok aku sudah tiada aku hanya ingin kamu tahu satu hal. Sampai kapanpun, hanya namamu yang ada di hatiku. Hanya kamu yang pantas ada di pikiranku sampai maut menjemput.
Alia, meskipun kamu bosan mendengar ini tapi terimakasih, terimakasih karena kamu sudah pernah hadir dalam hidupku. Kamu berhasil membuatku tersadar bahwa mencintai sesuatu itu tidak harus sempurna, justru karena dicintai sesuatu itu menjadi lebih sempurna.
Contohnya kamu.
Meskipun kamu selalu berkata kalau ada yang salah dengan mataku, nyatanya tidak. Kamu tetap cantik di mataku Alia. Kau tidak tahu saja, aku merasa menjadi cowok paling beruntung karena bisa memiliki kamu. Hoho!
Sudahlah, aku malah jadi gombal gini.
Ngomong-ngomong, sebelum ku akhiri tulisan aneh ini, aku mau bilang sesuatu.
Cepat sembuh Alia, aku selalu menunggu kabar baik darimu. Aku janji, aku adalah orang pertama yang akan menyambut kepulanganmu dengan sebuah pelukan. Aduhh, 'kan jadi tambah kangen>.<
Sudah-sudah, cukup sampai disini saja, ya?
Eh, hampir lupa.
I Love You Frisca Alia Putri.
Tertanda
Geovan Bintang Aledra———————————————
Hari itu Alia menangis di depan makam Geovan setelah Gervan menceritakan semuanya padanya. Terlebih setelah Alia membaca surat terakhir Geovan yang memang ditujukan untuknya. Gadis itu menangis sambil memeluk surat yang sudah rapuh tersebut.
Hiks!
Alia hanya bisa menangis sambil menggumamkan nama Geovan. Gervan yang berada di sampingnya hanya bisa mengelus punggung Alia, berharap gadis itu dapat lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERVANA (Impian Kecil Gervan)
Подростковая литератураIni tentang Gervan, remaja 17 tahun yang hanya memiliki dua impian sederhana dalam hidupnya. Pertama, melindungi Bunda dan Adiknya dari amarah sang Ayah. Dan kedua, menyembuhkan Nasya-Mantanya, atas luka yang pernah Gervan torehkan di hatinya waktu...