"JIKA AKU LENYAP SECEPAT INI, BAGAIMANA DENGAN DUA IMPIAN KECILKU?"
-Gervan-HAPPY READING
✨SETELAH Sasha pulang, Nasya kembali masuk ke dalam kamarnya dengan langkah tergesa-gesa. Tadi, sebelum Sasha pulang, dia sempat mengatakan sesuatu padanya. Katanya ada yang aneh dengan boneka panda yang terpajang di meja belajarnya. Sasha tahu akan hal itu ketika dia memegang boneka tersebut kala Nasya pergi ke dapur untuk mengambil beberapa camilan untuknya.
Namun, Sasha tidak bisa menjelaskannya secara rinci pada Nasya, karena dia langsung pulang terburu-buru tanpa memberikan alasan yang jelas. Jadi, Nasya akan memastikannya sendiri.
Ceklek!
Dengan suasana kamar yang minim cahaya, Nasya mengintip takut-takut ke dalam kamarnya. Gara-gara Sasha terus mengatakan hal-hal yang menakutkan hari ini, Nasya merasa hawa rumahnya sedikit berbeda dari biasanya. Namun, sebisa mungkin Nasya tidak termakan oleh ucapan Sasha.
Bisa jadi yang Sasha ucapkan tidak ada sangkut pautnya dengan hal mistis. Iya 'kan?
Sekarang Nasya sudah berdiri persis di depan boneka pandanya. Nasya ingat betul dari siapa boneka ini ia dapatkan.
Malam itu, sebelum Nasya pulang dari pasar malam, ia dihampiri oleh anak laki-laki bertopeng Batman dan dia memberikannya sebuah boneka. Sampai sekarang pun Nasya masih menyimpan boneka ini dengan baik.
Lalu mengenai ucapan Sasha, apa itu benar adanya? Boneka ini aneh? Tidak mungkin, selama ini Nasya tidak merasakan hal aneh atau semacamnya dari boneka ini.
Perlahan tapi pasti, Nasya mengambil boneka tersebut dan mulai mengeceknya.
Kapasnya masih banyak, bonekanya masih bersih, matanya bulat sempurna dan bentuknya masih gempal seperti kala itu. Nasya mengerutkan dahinya, tidak ada yang aneh. Nasya merasa dirinya sangat bodoh sudah mempercayai ucapan Sasha. Kemudian, Nasya mengendikkan bahunya dan meletakkan kembali boneka tersebut ke tempatnya.
Namun, tanpa sengaja Nasya memencet sebuah tombol rahasia yang berada tepat di dada boneka tersebut. Sedetik kemudian, terdengar sebuah suara yang berhasil mengagetkan Nasya hingga gadis itu terjungkal kebelakang dan menjatuhkan bonekanya begitu saja.
"I love you,"
"And i miss you."
Suara itu, Nasya mengenalnya. Ya, suara yang terekam pada alat perekam di dalam boneka tersebut adalah suaranya Gervan.
Seketika Nasya membekap mulutnya menggunakan kedua tangannya lantaran syok setelah mengetahui fakta dari boneka tersebut. Jadi selama ini Nasya tidur ditemani boneka panda pemberian dari Gervan? Nasya menggeleng.
"Gio," ucapnya lirih menyebut sebuah nama yang tak lain adalah nama Adiknya Gervan. Nasya baru ingat kalau bocah laki-laki yang mendatanginya malam itu memiliki ciri yang sangat mirip dengan Gio.
Bocah itu, cadel.
Kemudian, Nasya mengambil boneka itu kembali. Dengan tatapan tajamnya, Nasya meremas boneka itu penuh kebencian. Bodoh. Andai malam itu Nasya langsung mengeceknya, mungkin sekarang boneka ini sudah menjadi sampah di Tempat Pembuangan Sampah atau kemungkinan buruknya sudah menjadi abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERVANA (Impian Kecil Gervan)
Novela JuvenilIni tentang Gervan, remaja 17 tahun yang hanya memiliki dua impian sederhana dalam hidupnya. Pertama, melindungi Bunda dan Adiknya dari amarah sang Ayah. Dan kedua, menyembuhkan Nasya-Mantanya, atas luka yang pernah Gervan torehkan di hatinya waktu...