"SEMESTA TIDAK MEMBERIKAN ABA-ABA UNTUK KEMATIANNYA YANG TAK TERDUGA.
SEMESTA HANYA MEMBERIKAN DUKA DAN LUKA."
—Gervan—
HAPPY READING
✨
HARI demi hari berlalu, Geovan dan Alia masih bisa berkomunikasi lewat ponsel. Rasa rindu yang teramat sangat, membuat keduanya tidak pernah meninggalkan panggilan vidio tiap harinya. Mereka bercerita satu sama lain, membahas hal-hal yang mereka lewati di tempat masing-masing.
Terkadang Gervan iseng ikut bergabung ke dalam panggilan untuk menyapa Alia. Gervan hanya ingin melihat perkembangan Alia disana.
"Kak Alia makin ceria aja, jangan-jangan udah dapet yang baru," celetuk Gervan kala itu.
"Huss! Sembarangan kamu kalo ngomong, disana mana ada cowok seganteng Kakak, ya 'kan sayang?" di seberang sana Alia mengangguk sambil tertawa kecil.
"Iyi 'kin siying," ucap Gervan menjuihkan bibirnya.
"Ah, udah! Pergi sana, tuh main sama Gio,"
"Dih, ngusir,"
Melihat interaksi keduanya yang begitu dekat, Alia sering dibuat tertawa.
Alia jadi teringat dengan Echa. Kembarannya itu pasti sedang sibuk-sibuknya belajar, karena sebentar lagi ujian kelulusan akan tiba. Sedangkan disini, Alia terpaksa berhenti sekolah sementara dan akan melanjutkannya nanti jika kondisinya sudah pulih.
Itu artinya Alia akan mengulang pembelajarannya lagi dan dia tidak bisa bertemu dengan Echa juga Geovan di sekolah.
Saat itu Geovan berkata kalau hari kelulusan tiba, dia akan menunjukkan nilainya pada Alia. Alia orang pertama yang akan dia perlihatkan perihal nilainya. Geovan juga sudah berencana mau masuk jurusan apa setelah ini.
Setiap malam, Geovan selalu menyanyikan lagu-lagu romantis untuknya. Alia sangat suka mendengar Geovan bernyanyi. Tak jarang Gervan ikut bergabung mengacaukan semuanya.
Minggu pun berganti dengan bulan, Alia semakin jarang berkomunikasi dengan Geovan. Laki-laki itu bilang, dia akan menghilang sementara waktu karena dia ingin fokus dengan ujian. Disini, disela pengobatan yang Alia jalani, Alia selalu mendoakan Geovan agar dia bisa melewati ujiannya dengan lancar.
Hingga dua minggu berlalu, saat dimana ujian seharusnya sudah selesai, Alia belum juga mendapatkan pesan dari Geovan. Alia sangat menantikan cerita-cerita Geovan sewaktu ujian.
Namun, apa yang Alia tunggu tidak pernah datang.
Geovan seolah sengaja menghindarinya. Semua panggilannya ditolak, pesannya pun hanya dibaca begitu saja.
Kondisi Alia yang sudah mulai membaik, kini kembali drop karena terus memikirkan Geovan. Alia berfikir yang tidak-tidak. Gadis itu menduga-duga kalau Geovan sudah tidak cinta lagi padanya dan mungkin Geovan sudah menemukan cintanya yang lain yang lebih sempurna darinya.
Tiap malam Alia selalu menangis, hatinya terluka karena Geovannya tidak menepati janjinya untuk selalu setia padanya.
"K-kamu bohong, Geovan, hiks! K-kamu bohong,"
Tidak ada lagi sapaan hangat untuknya, tidak ada lagi panggilan yang selalu Alia tunggu, tidak ada lagi kalimat cinta yang Alia dengar dan tidak ada lagi lagu pengantar tidur untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERVANA (Impian Kecil Gervan)
Teen FictionIni tentang Gervan, remaja 17 tahun yang hanya memiliki dua impian sederhana dalam hidupnya. Pertama, melindungi Bunda dan Adiknya dari amarah sang Ayah. Dan kedua, menyembuhkan Nasya-Mantanya, atas luka yang pernah Gervan torehkan di hatinya waktu...