'TUHAN. TOLONG JANGAN CABUT NYAWA INI SEBELUM GERVAN MELIHAT MEREKA BAHAGIA.'
—Gervan—HAPPY READING
✨DI ruang tamu rumahnya, Rasti menangis tersedu-sedu di atas kursi rodanya. Setelah semalaman menunggu kepulangan Gervan, Rasti kira teman-teman Gervan yang bertamu ke rumahnya datang bersama Gervan, tetapi ternyata kedatangan mereka tak lain adalah untuk menanyakan kabar Gervan.
Sementara itu, Halzen, Yofian, Nalan dan Rasya, yang niat awalnya ingin bertanya pada Gervan kenapa hari ini dia tidak masuk sekolah tanpa memberikan keterangan, justru dibuat kaget karna ternyata sejak pamit bekerja sore itu Gervan tidak pulang hingga hari telah sore kembali. Itu artinya, Gervan tidak pulang selama sehari penuh. Mereka sangat cemas, karna setahu mereka Gervan itu tidak pernah pergi hingga selama ini.
"Hiks ... G-gervan, kamu dimana Nak? Hiks ... Pulang Nak, pulang ... Hiks,"
"Tante," Halzen yang berjongkok di depan Rasti, tak sanggup membendung air matanya saat melihat Bundanya Gervan menangis tiada henti.
"T-tante, Tante tenang, ya. Kami janji bakal nyari Gervan sampai ketemu. Kita sama-sama berdo'a supaya Gervan baik-baik aja di luar sana,"
Disaat Halzen berusaha untuk menenangkan Tante Rasti, di dapur Rasya tampak kalut saat nomor Gervan tidak dapat dihubungi. Berkali-kali Rasya hubungi, tetapi yang menjawab hanya operator.
Rasya mengacak rambutnya kasar. "Angkat, Gervan! Angkat! Ni bocah kemana, sih?!"
Tak habis disitu, Rasya mengirim pesan beruntun pada Gervan. Mungkin ada seratus lebih sangking khawatirnya Rasya pada Gervan. Lalu, laki-laki itu menoleh ke arah ruang tamu.
Hatinya mencelos melihat raut wajah Giovan— Adiknya Gervan, yang tampak murung sejak tadi. Hari ini bocah berusia delapan tahun itu juga tidak masuk sekolah, karna dia lebih memilih untuk menunggu kepulangan Kakaknya.
Nalan, laki-laki yang terduduk lemas di sofa, hanya termenung sejak tadi. Pikirannya terus memikirkan keadaan Gervan di luar sana. Nalan berharap, Gervan masih bisa tersenyum. Dalam kata lain, semoga Gervan baik-baik saja.
Kemudian Yofian, laki-laki yang tampak sibuk bermain ponsel itu menunjukkan isi DMnya dengan admin toko roti tempat Gervan bekerja pada Nalan.
——————————
Clover' BakeryPermisi Mbak, saya mau tanya sesuatu boleh?
Dengan Clover' Bakery, ada yang bisa saya bantu?
Kakak mau roti jenis apa?
Maaf Mbak, saya bukan mau pesen roti
Tapi saya mau nanya soal temen saya yang kerja disana
Apa Gervan masih ada disana?
Tunggu sebentar ya
Baik
Maaf Kak, karyawan kami atas nama Gervan, semalam tidak kembali lagi kesini setelah mengantar pesanan pelanggan
——————————
KAMU SEDANG MEMBACA
GERVANA (Impian Kecil Gervan)
Teen FictionIni tentang Gervan, remaja 17 tahun yang hanya memiliki dua impian sederhana dalam hidupnya. Pertama, melindungi Bunda dan Adiknya dari amarah sang Ayah. Dan kedua, menyembuhkan Nasya-Mantanya, atas luka yang pernah Gervan torehkan di hatinya waktu...