'AYAH, AKU GERVAN, BUKAN GEOVAN.'
—Gervan—HAPPY READING
✨
GERVAN tertidur sangat lelap malam ini. Tubuhnya terasa sangat rileks, karna akhir-akhir ini hidupnya terasa sangat aman. Bunda yang tampak tenang dan Gio yang tampak ceria. Semua ini dapat terjadi karna Satya menghilang entah kemana.Gervan tidak khawatir atau apa. Justru Gervan lega karna rumahnya terlihat seperti rumah-rumah pada umumnya yang tampak tenang, damai dan tidak ada keributan yang berarti di dalamnya.
Tapi tiba-tiba, tidur Gervan sedikit terusik saat dua tangan kecil menggoyang-goyangkan perutnya berniat membangunkan Gervan.
"Bang Epan! Bangun, Bang! Gio nggak bisa tidul lagi, Bang!" teriakan itu membangunkan Gervan yang belum terlelap ke alam mimpinya.
Saat matanya terbuka, Gervan melihat Gio—Adiknya, sudah duduk di sampingnya sambil mengucek-ngucek matanya. Sontak Gervan langsung bangkit dan membalas ucapan Gio.
"Gio kebangun?" tanya Gervan. Bocah laki-laki itu mengangguk.
Lalu, Gervan menatap jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul satu dini hari. Sepertinya Gio terbangun karna kebelet pipis dan dia tidak bisa tidur lagi. Biasanya Gio memang seperti itu.
"Yaudah, kita ke kamar Gio, ya? Kakak bacain cerita pengantar tidur lagi buat Gio," ucap Gervan turun dari kasurnya dan merentangkan kedua tangannya, berharap Gio mau digendong olehnya.
Melihat itu Gio tersenyum lebar. Bocah laki-laki itu sangat suka digendong. Apalagi sama Gervan.
"Hap!" kata Gervan saat Gio berhasil masuk ke dalam gendongannya. Gio terkekeh kecil.
Kemudian, Gervan membawa Gio ke kamar bocah tersebut, yang letaknya bersebelahan dengan kamarnya.
Cklek!
Baru masuk selangkah, Gio sudah menoel-noel pipi Gervan.
"Kenapa?" tanya Gervan kembali melanjutkan langkahnya.
"Gio bosen ah, didongengin telus." katanya. "Gio mau dinyanyiin aja, boleh?"
Gervan melirik ke samping. Mata Gio tampak berbinar, berharap Gervan mau memberikan nyanyian tidur untuknya. Gervan belum menjawab. Ia menurunkan Gio dan membaringkan Adiknya di atas kasur.
"Nyanyian pengantar tidur?" tanya Gervan sambil menyelimuti Gio. Gio mengangguk.
Gervan yang tidak pandai bernyanyi, mencoba untuk menyanyikan satu lagu untuk Gio.
"Yaudah, tapi habis Kakak nyanyiin Gio harus tidur ya," ucap Gervan sambil mengusap surai hitam Adiknya. Sesaat setelah Gio mengangguk, Gervan pun mulai menyanyikan lagu Pangeran kecil-Banda Neira.
Tidur, tidurlah Sayang
Esok 'kan segera datang
Tutup buku kesayanganmu itu
Esok atau lusa kita buka kembaliTidur, tidurlah sayang
Malam terlalu larut untukmu
Simpan buku kesukaanmu itu
Tarik selimutmu coba pejamkan mataPerlahan demi perlahan mata Gio mulai memberat seiring dengan alunan lembut yang keluar dari bibir Gervan.
Beri tanda pada gambar yang kau suka
Rubah dalam gua atau mawar dalam kaca
Beri tanda pada lembar yang kau suka
Pangeran kecil kabur terbang bersama
KitaTidur, tidurlah sayang
Lelah 'kan menidurkan matamu
Singgahlah ke tempat tertentu
Yang menyapamu di dalam ruang dan tidurmu
KAMU SEDANG MEMBACA
GERVANA (Impian Kecil Gervan)
Teen FictionIni tentang Gervan, remaja 17 tahun yang hanya memiliki dua impian sederhana dalam hidupnya. Pertama, melindungi Bunda dan Adiknya dari amarah sang Ayah. Dan kedua, menyembuhkan Nasya-Mantanya, atas luka yang pernah Gervan torehkan di hatinya waktu...