Cinta n Teddy 5

58 3 0
                                    

Aku sibuk mengaduk-aduk minumanku, sedangkan pikiranku sendiri sudah campur aduk tidak karuan. Marah, kesal, sedih, dan rasanya aku ingin sekali menangis.

Sedihku ini sepertinya sudah bukan untukku sendiri, karena aku juga memikirkan Teddy.

Haruskah aku mengasihani Teddy, atau haruskah aku mengasihani diriku sendiri.

Entah siapa yang salah akan semua ini, tapi aku merasa lama kelamaan ini akan menjadi hubungan yang tidak sehat.

Apakah hanya aku yang berjuang untuk hubungan ini?

Bukankah hubungan ini adalah hubungan yang kita inginkan untuk serius ke jenjang
pernikahan? Tanyaku kepada diriku sendiri.

Aku sudah tidak mempermasalahkan statusnya, apalagi masa lalunya.

Buatku saat ini adalah, keseriusan berkomitmen, tanggung jawab, dan perasaan yang tulus.

Umurku sudah 31th, dan tahun depan aku berharap bisa menikah dengan Teddy.

Untukku, Teddy adalah sosok laki-laki dengan kriteria yang cukup dan tidak berlebihan.

Karena akupun sadar akan diriku yang biasa-biasa saja.

Teddy berkulit sawo matang, dengan tinggi badan 180cm, berbadan tegap dan ideal, ia juga selalu berpenampilan rapi dan wangi.

Yang paling aku sukai darinya adalah, ia memiliki kontrol emosi yang baik.

Karena selama aku bersamanya, tidak pernah kutemui dia berkata kasar kepadaku ketika sedang kesal, bahkan beberapa kali berselisih paham dengan sesama pengguna jalan raya, aku tidak pernah dibuat terkaget dengan suara kencang dan teriakannya marah-marah.

Sangat berbeda dengan seseorang yang pernah dekat denganku sebelumnya.

Ia juga penyayang, setidaknya dapat kulihat bagaimana dia memperlakukanku dan beberapa hewan yang dia temui di jalanan beberapa kali saat bersamaku.

Semua perbuatannya kepadaku pun tidak di buat-buat, dia apa adanya, tidak berlebihan, dan itu cukup untukku.

Jika bukan karena Hani yang tiba-tiba hadir dalam hubungan ini, aku tidak akan segalau ini, pikirku.

Lamunanku buyar seketika, saat Teddy menggenggam tanganku dan berkata;

T : "Sayang maaf ya, makan malamnya jadi gini. Aku betul-betul minta maaf."

Teddy menatapku penuh dengan penyesalan. Dan akupun hanya dapat menarik nafas panjang, menahan tangis.

T : "Jalan yuk cari udara segar, nanti kamu boleh ngomong apa aja, mau tumpahin semua kekesalan kamu ke aku juga boleh, kamu mau larang aku untuk tidak menanggapi Hani juga boleh, silahkan sayang."

C : ....... 😭

Cinta n TeddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang