Cinta n Teddy 23

24 2 0
                                    

Dan Bryan terlihat berusaha mengalihkan ingatanku tentang itu.

C : "Udah ga sakit sih, tapi malu nya itu. Di teriakin pelakor pula. Bagusnya aku ga di jambak-jambak. Sambil di videoin."

B : "Ah jangan dong. Kalo kayak begitu, aku yang turun tangan kayaknya. Aku lindungi kamu Cinta. Karena kamu adalah Cinta."

Kami pun tertawa kembali. Pertemuan kali ini, cukup ringan. Benar adanya dunia itu sempit.

Bagaimana bisa, ternyata Bryan adalah temanku, yang adalah sepupunya Hanni, mantan istri Teddy.

C : "Hanni sakit apa sih sebenarnya?" Tanyaku kali ini.

B : "Oh, dia mengidap NPD namanya. (Narcissistic Personality Disorder). Masih dalam pengobatan profesional juga. Psikiaternya cuma bisa kasih obat n konseling, sakit seperti itu, kemungkinan untuk sembuh kan kecil sekali Cin. Seumur hidup ia akan mengidap itu. Kasihan dia sebenarnya."

C : "Oh gitu. Bisa jadi kasar banget gitu ya dia. Agresif juga, menyerang ke aku gitu."

B : "Iya, bahkan beberapa kali percobaan bunuh diri."

C : "Oh sampai mau bunuh diri juga?"

B : "Iya, jika dia mendapatkan penolakan sedikit aja, seakan-akan dunia dia runtuh gitu. Itulah yang membuat dia agresif. Karena khawatir yang berlebihan."

C : "Kasihan juga ya, aku turut prihatin untuk Hanni ya Bryan. Tapi, menurut kamu apakah Hanni sudah benar-benar mengikhlaskan Teddy?"

Kekhawatiranku muncul tanpa aba-aba kali ini. Dapat kurasakan, bagaimana Bryan berusaha terlihat tenang untuk membuatku tenang. Aku rasa, ia pun tidak tahu jawaban pastinya.


Cinta n TeddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang