Cinta n Teddy 18

26 2 2
                                    

B : "Bukan hal yang serius bu, hanya ada permohonan maaf dari ibu Hanni yang harus saya sampaikan secara langsung. Bagaimana bu? Bisakah saya bertemu dengan ibu di hari ini?"

Aku berpikir sejenak. Karena aku merasa tidak melakukan kesalahan, jadi sepertinya, aku tidak perlu takut. Lagipula aku jadi tambah penasaran kali ini.

C : "Baik pak, boleh setelah makan siang, jam 2 saya tunggu di kantor."

B : "Baik bu, terima kasih untuk waktunya, dan sampai bertemu nanti. Selamat pagi bu."

C : "Pagi."

Bergegas ku raih handphone dan ku telepon Teddy.

T : "Ya sayang, udah sampai kantor?"

C : "Udah dari tadi, kamu udah sarapan?"

T : "Nih, di sambi. Kamu?"

C : "Udah juga. Sayang, Pengacara Hanni mau ke kantor aku, nanti siang."

T : "Bryan?"

C : "Iya, kok kamu tau? Kamu kenal dia sayang?"

T : "Kenal. Dia sepupunya Hanni sekaligus pengacara di kantornya."

C : "Oh..terus menurut kamu, aman ga aku ketemu Bryan? Dia mau ngapain ya kira-kira?"

T : "Aman-aman aja sih, biasanya kalo Hanni habis buat masalah, di utus lah si Bryan itu, untuk beresin masalah yang dia buat."

C : "Terus, ngapain ya kira-kira nanti?"

T : "Minta maaf tertulis, persetujuan, dan tanda tangan. Kadang di beri uang ganti rugi juga, kalau dia buat kerusakan-kerusakan. Mau aku temenin nanti?"

C : "Oh, sampai begitu ya?"

T : "Iya, demi menjaga reputasi n perusahaan dia sayang. Mau aku ke kantor nanti?"

C : "Kalo cuma masalah itu, kayaknya ga perlu ya. Menurut kamu?"

Cinta n TeddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang