Cinta n Teddy 44

15 2 0
                                    

Sepanjang perjalanan aku menanyakan, kenapa orangtua Hanni ingin kenal denganku.

C : "Aneh ga aku ketemu mereka, untuk apa ya Bryan?"

B : "Gapapa Cin, cuma mau kenal aja kok."

C : "Aku ga tahu harus apa nanti Bryan."

B : "Mereka baik kok Cin, mereka sudah sepuh, kasian kalo sudah jauh-jauh datang tapi masalahnya berlarut-larut."

C : "Mereka hanya berdua?"

B : "Ada asisten juga. Yang pasti, mereka ga akan seperti Kak Han yang temperamen. Lagipula daripada aku sendirian mendingan sama kamu kan."

Setiba di bandara, aku turut serta dengan Bryan untuk menemui orangtua Hanni. Entah apa yang ada dalam pikiranku, mengapa aku harus berada dalam situasi seperti ini.

Yang aku temui adalah orang tua Hanni, mantan istrinya Teddy. Buatku ini adalah keanehan, tapi mengapa aku dengan sukarela melakukannya tanpa perlawanan.

Tuhan kuatkanlah aku, berkali-kali aku
berdoa, berkali-kali itu pula aku tetap merasa ini janggal, tapi nyatanya aku tetap menjalaninya.

B : "Mi, kenalin ini Cinta."

M : "Oh ya Cinta, kenalin ya ini mami, ini Papi."

Aku benar-benar merasa canggung ketika bersalaman, entah aku harus panggil apa. Benar yang Bryan katakan mereka benar-benar sudah sepuh, aku tidak tega melihatnya. Aku pun hanya
dapat tersenyum dan bersalaman. Aku turut membantu Bryan untuk mendorong kursi roda mereka.

M : "Panggil mami dan papi aja ya Cinta."

C : "Oh iya Mi."

Sepertinya ia merasakan kecanggunganku saat ini. Hingga ia berusaha mencairkan suasana.

Dalam perjalanan, orang tua Hanni banyak bercerita bahwasanya Hanni menjadi seperti itu, adalah karena kesalahan didik yang di lakukan oleh mereka sebagai orangtua yang sangat otoriter dan tidak membiarkan Hanni memilih jalan hidupnya sendiri.

Walaupun niat mereka adalah demi kehidupan yang lebih baik bagi Hanni, akan tetapi itu menjadi kesalahan terbesar yang harus mereka bayar di usia senja.

Cinta n TeddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang