Cinta n Teddy

Cinta n Teddy 15

T : "Cukup Han!"

T : "Pak Security tolong pak."

Teriak Teddy. Dan tiba-tiba Hanni berteriak-teriak.

H : "Dasar pelakor gila, ga tau malu."

Security datang mengamankan Hanni, dan Teddy mengajakku masuk ke dalam mobil.

Belum selesai sampai di situ, Hanni kembali menghampiri mobil kami dan berkata.

H : "Heh pelakor, ambil tuh si Teddy, dia juga bukan siapa-siapa, cuma karyawan murahan. Kalo dia ga menikah sama aku dulu, dia cuma gembel."

Aku dan Teddy hanya memperhatikan Hanni dari dalam mobil. Ku lihat Teddy menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil melihat pemandangan ini.

C : "Ayo sayang jalan. Aku takut."

T : "Tunggu sebentar lagi" Teddy masih terdiam, melihat Hanni yang masih meracau tidak jelas.

Tarikan nafas Teddy terasa berat, sambil terus menggelengkan kepalanya.

Security kembali datang dan mengamankan Hanni.

Tidak berapa lama, kami pun pergi meninggalkan parkiran.

Ini benar-benar hari yang buruk.

Segila itukah Hanni? batinku.

Setelah kejadian hari itu, aku merasa apa yang di katakan oleh Teddy selama ini benar adanya.

Ia tidak mengada-ada tentang Hanni, karena setidaknya aku mengalami sendiri, bagaimana menghadapi emosinya, butuh waktu untukku melupakan caci maki dan tamparan darinya.

                                  ******

Setelah beberapa hari kemudian, ini adalah permintaan maaf Teddy untuk yang kesekian kalinya padaku.

Aku dapat merasakan kegelisahan dan rasa bersalahnya.

Bahkan ia menyalahkan dirinya, karena tidak dapat menjagaku.

Tapi buatku, kejadian itu memang di luar kendali, dan aku tidak juga menyalahkan Teddy sepenuhnya.

Setidaknya aku jadi tahu bagaimana dan mengapa antara Teddy dan Hanni di masa lalu, yang selama ini enggan di ceritakan kepadaku, dengan alasan masa lalu yang buruk, tidak perlu di ingat lagi.

Buatku, Hanni adalah sosok wanita yang nyaris sempurna. Bagaimana tidak, ia memiliki tubuh ideal, tinggi semampai, berkulit putih, berambut panjang, berhidung mancung dan berwajah oriental, bak artis korea.