Cinta n Teddy 54

39 2 0
                                    

Ku kabari adikku si Rindu, bahwa aku sudah dalam perjalanan pulang. Rindu adalah adikku satu-satunya yang selalu menjadi tempatku bercerita tentang Teddy. Entah bagaimana reaksinya jika ia tahu masalahku dengan Teddy yang serumit ini, hingga berujung perpisahan.

Aku masih merenungi akan semua yang supir taxi tadi katakan. Semua perkataannya sangat nyata, memang begitukah kehidupan?

Apakah aku yang terlalu berlebihan dalam memandang hidup ini. Tapi, rasanya aku hanya ingin bahagia.

Bahkan di usiaku saat ini, ini adalah patah hatiku yang ketiga kalinya dalam sebuah hubungan serius yang aku harapkan bisa mencapai jenjang pernikahan.

Mungkin keberuntungan Cinta memang hanya milik mereka yang beruntung, atau memang keberuntungan itu belum 
menghampiriku? pikiranku semakin menjelajah tanpa bisa ku hentikan. Aku memang kecewa dan aku sakit hati, mungkin memang benar adanya bahwa jangan menaruh harapan lebih pada
seseorang jika tidak ingin kecewa berlebihan.

Lamunanku buyar ketika melihat pesan masuk bertubi-tubi dari Bryan.

💌 : Cinta...

💌 : Lagi apa? rotinya sudah di makan?

💌 : Jangan lupa tehnya di minum nanti keburu dingin loh.

💌 : Sudah sampai di mana?

💌 : Duduknya nyaman kan?

💌 : Chat aku ya.

💌 : Jangan melamun.

💌 : Cinta...😁

Bryan, terlihat sangat mengkhawatirkan aku. Ku balas pesannya dengan singkat.

💌 : Ya Bryan, terimakasih ya.

Tidak lama kemudian, ia pun membalas pesanku.

💌 : Dulu, waktu aku gagal menikah, aku juga terpuruk dalam kekecewaan. Butuh waktu tidak sebentar untukku pulih dari rasa kecewa dan sakit hati kala itu. Tapi, waktu juga yang menyembuhkan aku. Rasa kecewa, marah, sedih, sakit dan luka semuanya di hapuskan oleh waktu. Jadi, kamu harus percaya akan itu. Yang terpenting, selama perjalanan waktu untuk 
melepaskan semua rasa itu, jangan memendamnya sendirian.

💌 : Kamu boleh cerita apa aja ke aku ya.

Aku membaca pesan dari Bryan perlahan, dan kuulangi hingga dua kali. Ia memang benar, aku hanya harus percaya waktu akan menghapus semua rasa itu, dan yang terpenting aku tidak boleh memendamnya sendirian.

Ku balas pesan Bryan lebih panjang kali ini.

💌 : Iya, terimakasih Bryan, rotinya akan kumakan dan tehnya akan kuhabiskan.

Jika tidak ada Bryan, entah akan bagaimana diriku melewati semua ini.

Ia sedikit banyak membantuku dan membuatku tidak merasa sendirian.

Ia membalas pesanku kembali.

💌 : Good... rotinya enak ga? Suka ga rasa yang aku pilihkan itu?

💌 : Cepat di makan dan di habiskan.

Ku buka kembali semua plastik berisi roti dan minuman tadi. Rasa apa saja ini, sedangkan aku baru mau membukanya. Ada tiga rasa, dan semuanya aku suka. Bukan hanya teh hangat iapun membelikanku dua buah minuman lainnya.

Ku balas pesannya kembali.

💌 : Rotinya semua rasa ini aku suka, semua minumannya juga aku suka. Terimakasih Bryan.

Cinta n TeddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang