Cinta n Teddy 9

37 2 0
                                    

Aku tidak ingin berdrama dengannya. Tapi kali ini, apakah aku mampu bertahan dalam menahan diri? Apakah sabarku sedang di uji melalui manusia bernama Hanni, pikirku. Aku pun menghela nafas, mengatur jatah sabarku yang entah berada di level berapa saat ini. 

Tahan emosi sedikit lagi, kuingatkan diriku lagi.

C : "Hanni, aku ga suka kalo kamu masih tergantung dengan mas Teddy, karena aku merasa terganggu."

H : "Oh jadi kamu ya, yang minta mas Teddy untuk menjauh dari aku?"

Dapat kudengar nada tingginya saat ini.

C : "Iya, mohon maaf ya, aku sudahi teleponnya, maaf aku sibuk Han."

H : "Tunggu Cin, aku cuma mau bilang ke kamu, kalo aku sama mas Teddy ada niatan untuk rujuk."

C : "Maaf ya Han, bye."

Ku tutup teleponnya, dengan hela nafas panjang, ku atur nafas sebaik mungkin, dan kupejamkan mataku sejenak.

Rujuk, pikirku? Apalagi ini?

Sebuah kata yang baru kudengar, tapi tidak pernah kudengar sekalipun dari Teddy.

Apa maksud Hanni mengatakannya kepadaku? Atau Teddy pernah berusaha untuk rujuk dengannya?

Hariku menjadi tidak tenang, aku terus mengingat-ingat perkataan Hanni.

Pikiranku terus berputar pada kata-kata rujuk. Aku pun melewatkan makan siang, dan menyibukkan diri dengan pekerjaanku, sepertinya aku tidak merasakan lapar, atau pikiranku melupakan rasa lapar itu sendiri. Aku merasa sesak.

Semudah itukah untuk rujuk? Pikirku.

Apakah Hanni hanya merasa kesal karena nomornya aku block?
Atau memang mereka ada niat untuk rujuk sebelum bertemu denganku?
Aku kesal sendiri memikirkannya.

Cinta n TeddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang