Lima Belas: Radika dan Kenyataan yang Ada

219 20 7
                                    

Dear rainbowforbright20 makasih udah editin foto itu hahaha mood banget sampe gak berenti ngakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dear rainbowforbright20 makasih udah editin foto itu hahaha mood banget sampe gak berenti ngakak.

Happy Reading, All. 🥰🥰
.
.
.

Mobil belum parkir dengan sempurna ketika Kastara turun dengan marah. Kakinya menghentak jalanan yang dia pijak. Di belakangnya Radika mengikuti tidak ada semangat sama sekali.

Kastara berbalik dan berteriak, "Bang Dika!"

"Apa?" jawabnya.

"Rumah Lo di sana. Ini rumah gue, Plis pulang sana. Kesal gue sama lelaki Cemen macam Lo."

"Kastara!" Bunda menyela, mendengar mobil terparkir depan rumahnya perempuan itu bergegas keluar berharap anak lelakinya mengurungkan niat berangkat ke Jepang.

"Kesel aku, Bund. Buang-buang waktu sehari dua malam demi dia."

Kastara melewati bundanya, masuk rumah sambil ngoceh-ngoceh. Ada beberapa alasan Kastara marah-marah. Pertama dia diseret harus ikut, bahkan nyetir ke Jakarta demi ke Bandara. Kedua, cara nyetirnya dikritik mirip keong. Padahal Kastara hanya tidak terbiasa. Dia gak punya mobil, biasanya nyetir dalam kota saja itu pun pakai mobil pacarnya. Ketiga Kastara kurang tidur, gak bisa sleep call sama ayang. Dan yang terakhir Kastara malu karena Radika nangis kaya bocah di Bandara.

Gimana kalau Viral? Sekarang, apa-apa jadi Viral di sosial media. Di sisi lain, pelakunya malah santai dengan wajah tanpa dosa.

"Ngapain Bunda ajak dia masuk, dia bukan tunawisma, Bund."

"Kastara udah. Diem, ini perkara serius, Bunda mau ngomong sama Dika. Kamu mandi sana, trus makan dan tidur."

"Sebenernya anak bunda itu siapa, sih? Gak Kak Genta gak Bang Dika semua Bunda sayang. Kastara mah bagian jadi babu doang. Disuruh-suruh." Napas anak muda itu memburu, tangannya meremas botol air mineral yang baru saja dia minum isinya.

"Masuk dulu, nanti kita bicara. Jangan mancing-mancing, Kas, kamu bukan anak kecil."

Kastara menggerutu, begitu kesal sama Radika. Kesal setengah mampus. Dia tutup pintu kamar dengan kencang, sampai Bunda dan Dika kaget.

Bunda memegang tangan Radika, menatap orang yang cukup penting buat anaknya. Mungkin itu dulu, sekarang, dia pun tak tahu.

"Ketemu?" tanya Bunda.

"Ketemu."

"Bicara?"

"Enggak, Gege kayaknya bahagia banget sama si Yuki Yuki itu. Dika takut bikin Gege sedih lagi."

"Pertama kali Bunda tahu kalau Genta suka sama kamu Bunda marah, bunda merasa gagal jadi ibu sekaligus ayah. Bunda sibuk di rumah jahit, sibuk ke Galery. Sibuk sampai-sampai anak-anak Bunda terlantar."

Uncrush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang