Dua Puluh Delapan: Our First Kiss

215 16 6
                                    

"Ge! Gege tungguin gue Ge! Gegeeeee!" teriakannya membuat beberapa tetangga keluar rumah. Tidak terkecuali Sarah yang tahu betul teriakan itu adalah suara anak lelakinya.

Kastara memegang tangan kanan Radika sementara Bunda memeluk Radika dari samping.

"Kesalahan gue fatal banget ya, Ge sampai lo jijik banget sama gue?" ratap Radika saat tubuhnya melemas.

"Ada apa, Sist?" tanya Sarah pada Bunda.

"Genta pulang, tapi dia pergi lagi dan gak sempat bicara sama Dika," sahut Bunda.

"Bohong!" Radika melepaskan diri dari rengkuhan Bunda, dia mengempaskan tangan Kastara. Gurat kesedihan terlihat jelas dari dirinya. Sarah tidak tahan untuk segera memeluk anak lelakinya.

"Gege bukan gak sempet bicara sama Dika, Mi. Gege sengaja gak mau ngomong. Sebenarnya apa salah Dika sama kalian semua? Apa salah Dika? Dika udah berusaha jadi anak yang baik buat mami sama papi tapi balasannya apa? Mami sama papi menukar nyawa Dika sama Tanah. Dika juga sudah berusaha jadi pacar yang baik buat Agatha tapi balasannya dia selingkuh di belakang Dika. Dan Bunda, Dika selama ini bahagia banget karena Bunda sayang sama Dika tapi nyatanya Dika sama saja kaya orang lain di mata Bunda. Dika kira Dika keluarga Dika kira Dika berarti. Fatalnya, Gege bahkan gak mau nyapa Dika, dia hanya pergi seolah Dika ini kotoran yang pantas dicampakkan."

Menangis, lelaki itu akhirnya tidak kuat menahan semua beban sendirian. Sebelumnya dia sudah tidak tahan dengan tingkah Agatha, puncak kekesalannya saat perempuan itu membatalkan janji dan ternyata demi bertemu Robin. Ketika sekelumit kekesalan itu dia bawa ke rumah berharap mendapat ketenangan, malah mendapat kejutan yang jauh dari kata manis.

Dia yang selama ini merasa bahwa semua orang menganggap dirinya berharga harus menelan pil pahit dengan sederet kenyataan yang ada.

"Gak gitu sayang, maaf kata-kata Bunda nyakitin kamu, Bunda kaget tiba-tiba ada Genta dan dia gak mau bicara tentang keberadaannya di Indonesia. Bunda minta kamu keluar agar Genta nyaman dan mau jujur mengapa tiba-tiba dia di sini."

"Maafin mami sama papi juga, Nak. Maafin kalau keputusan kamu ternyata membuat kamu tersiksa." Dia eratkan pelukan itu, Radika bergetar, air mata terus mengalir tak terkendali.

Radika tidak menanggapi, dia tidak berharga, Radika hanyalah orang yang selalu dianggap bermasalah dan membuat kesalahan.

Dia lepaskan diri dari tangan Sarah. Radika bergegas menuju mobilnya dan pergi tanpa peduli panggilan orang-orang di belakangnya.

Pedal gas pada mobil matic itu terus dia injak sampai batas kecepatan. Tak peduli umpatan pengendara lain yang merasa terganggu dengan cara menyetirnya.

Radika keliling kota, menyusuri sepanjang jalan mencari Magenta.

Gue kudu apa biar Lo balik lagi kaya dulu, Ge?

"Minum dulu biar seger," Sherina menyerahkan susu strawberry kesukaan Magenta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Minum dulu biar seger," Sherina menyerahkan susu strawberry kesukaan Magenta. Lelaki itu menerima dan berterima kasih. Kotak uht itu di pandangi dengan mata nanar. Bahkan kotak susu ini pun mengingatkan dirinya akan kenangan dengan Radika.

Uncrush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang