Tiga: Perfect Smile

234 18 2
                                    

Radika Adiatama Santoso, anak tunggal kaya raya dari Joseph Santoso

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Radika Adiatama Santoso, anak tunggal kaya raya dari Joseph Santoso. Pengusaha sukses yang memiliki beberapa perusahaan di Bandung, Jakarta bahkan di Kalimantan.

Namun, Radika dan Maminya memilih tinggal di Bandung di kawasan perumahan yang tidak begitu elit. Konon, itu adalah rumah pertama yang mereka miliki, terlalu banyak kenangan yang tidak bisa dilepaskan.

Alasan lain karena Magenta, yups, betul, rumah itu persis berhadapan dengan kediaman Magenta yang sederhana. Pada zaman dahulu, kedua orang tua Magenta dan Radika sama-sama ambil perumahan ini. Sayangnya nasib keduanya berbeda, Bunda Selen harus menjadi ibu tunggal saat usia Magenta dan Adiknya masih sangat muda. Sementara keluarga Radika, dengan keberuntungannya memiliki keluarga utuh yang bahagia, usaha yang berkembang pesat. Tidak hanya itu, setelah kakek Radika meninggal semua warisan dan aset pun jatuh ke tangan orangtua Radika.

Dua orang sahabat itu tumbuh di lingkungan yang sama dengan pola asuh yang berbeda.

"Susah anjir ngadepin orang yang gak pernah jatuh cinta!" keluh Radika, lelaki itu membanting pintu mobilnya, lalu masuk rumah dengan tantrum. Magenta hanya bisa ngelus dada, dia ngekor di belakang sambil bawa bungkusan berisi pakaian milik mamanya Radika.

"Tante makasih mobilnya, ini barang punya Tante."

Satu paper bag bertuliskan nama rumah jahit milik Bunda Selen dia terima dengan senang hati.

"Iya, kalo butuh mobil lagi tinggal ambil aja kuncinya di tempat biasa. Radika kayaknya bete, kelamaan nunggu, kali, ya?" tebak perempuan itu.

"Iya Tante, padahal tadi Genta udah larang dia buat ikut."

"Bulshitt!" teriak Radika yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Adek! Kayak yang gak pernah diajarin aja."

Radika makin kesal, dia membuka kulkas dan mengambil minuman, lalu membanting pintu kamar meninggalkan Magenta dan mamanya yang sedang rumpi.

Pria berkulit putih dengan rambut berantakan itu menghempaskan punggungnya di kasur empuk. Menatap nanar wajah perempuan cantik yang notabene sahabat dari sahabatnya. Apa salahnya coba Magenta membantunya untuk mendapatkan Agatha, siapa tahu Agatha adalah perempuan terakhirnya, siapa tahu dia bisa taubat jadi "pemain" saat bersama dengan Agatha.

"Dek," panggil Sarah. Perempuan pecinta tanaman hias itu merasa kalau anaknya sedang kesal. Dia lantas mengetuk pintu dan berusaha menenangkan Radika.

"Bilangin aja, Radika males!" jawab lelaki itu, dia tahu betul, Magenta masih di luar sana, menunggunya.

"Genta udah pulang dari tadi. Ini mama masak kamu gak mau makan?"

Dengan hentakan kaki ke lantai marmer lelaki itu bangkit lalu membuka pintu. Dia menyapukan pandangan ke penjuru ruangan, hanya dinding yang bisu dan tanaman hias Sarah yang bisa dia liat.

Uncrush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang