12 Tanpa Sadar

2.1K 201 6
                                    

Vote, komen, and happy reading 🖤
.
.

5. Jeongin di-bully di sekolah

Menutup buku catatannya, Haechan lalu melempar buku itu ke kasur. Setelahnya menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Lengannya ia tumpukan pada matanya yang menutup. Haechan benar-benar merasa kacau, sepertinya masalah Jeongin bukan hanya tentang Mark atau Jaemin, tapi lebih dari pada itu.

Helaan napas gusar terdengar, Haechan mengangkat jemarinya. Terlihat punggung tangannya dibalut plester. Tadi Mark yang memaksa mengobatinya, mengakibatkan pemuda itu sempat dituduh Felix macam-macam pada Haechan.

Hati Haechan gundah, perasaannya bergejolak karena Mark. Ia tahu dari awal seharusnya tidak melibatkan perasaan pada pemuda yang menjadi kecurigaannya. Tapi, entah kenapa hatinya menghangat kala Mark memeluknya tadi, lalu mengobati tangannya.

"Mark, lo orang baik kan? Lo bukan orang yang bikin Jeje pergi kan?" gumam Haechan.

Memilih bangkit Haechan hendak beranjak ke kamar mandi. Tapi tak sengaja menjatuhkan lampu tidur di nakas akibat tersenggol.

"Shit! Bisa dimarahin bunda nih gue." Haechan segera berjongkok membersihkan sisa pecahan lampu tidur itu. Takut kalau Ten mengetahuinya baru saja merusak barang.

"Duh umpetin dimana ini?" gusar Haechan. Akhirnya Haechan mencari box, di rak buku dan membereskan sisa pecahan itu ke dalam sana. Ia mendorong lampu itu ke bawah ranjang. Kotak itu tampak tertahan karena benda di depannya.

Kening Haechan berkerut, ia mengambil ponsel lalu menyenter kolong ranjang yang tampak gelap. Untung saja yang ia lihat bukan hantu, melainkan sebuah kotak besi, Haechan menarik kotak itu.

"Kotak apa nih? Punya Jeongin kah?" Haechan mengguncangnya, tak ada bunyi di sana. Hanya ada gembok dengan berbagai angka yang tampak acak. Kotak itu terkunci, bagaimana Haechan bisa membukanya.

"Dikunci? Apa ya kodenya." Haechan mulai mencoba secara acak, mulai dari ulang tahun Jeongin. Ulang tahun biasnya, ulang tahun Haechan. Ulang tahun mama Jeongin, bahkan ulang tahun Ten dan Johnny.

Semuanya tidak berhasil dibuka. Haechan berpikir sejenak, apa kotak itu memakai kode ulang tahun Mark atau Jaemin? Atau Jeno? Bahkan Renjun? Haechan bahkan tak tahu kapan ulang tahun orang-orang itu.

Karena tak ada hasil, Haechan kembali menyimpan kotak itu di bawah ranjang. Lalu meraih buku catatannya.

6. Loker dan kotak misterius, terkunci

"Bear, ada temen kamu ini!" Suara Ten membuat Haechan buru-buru merapikan lantainya. Lalu melangkah menuju pintu kamar.

"Siapa bund?" tanya Haechan.

"Ada Felix, trus yang dua lagi baru kenalan sama bunda, namanya Han sama Seungmin. Temen kamu kok manis-manis gitu ya, bear." Ten menjelaskan seraya memuji kecil orang-orang itu.

"Terus apa? Mau bunda angkat jadi anak juga?" balas Haechan.

"Kalau bisa sih, bunda suka sama yang gemes-gemes."

"Bunda udah punya aku sama Jeongin ya," balas Haechan tak terima.

"Iya-iya bercanda. Sana turun, mau main di kamar boleh, di luar pun boleh." Haechan mengangguk, lalu mengikuti langkah Ten untuk menyusul temannya. Walaupun mereka berpisah karena Ten bergerak menuju dapur.

Puzzle Piece | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang