Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.Ketika ponsel berdering menandakan seseorang menelpon, Jeongin mendadak panik. Terlebih panggilan itu berupa panggil video, itu dari kakaknya. Bagaimana cara ia menyembunyikan luka di tulang pipinya? Berusaha berpikir Jeongin mematikan lampu kamar lalu memakai hoodie.
Haechan tak boleh sampai tahu jika dirinya terluka, sebab jika Haechan tahu masalahnya pasti akan panjang. Haechan mungkin saja akan pindah ke Derlangsa, lalu membuat perhitungan pada orang-orang yang menyakitinya.
Jeongin tak ingin merepotkan Haechan lagi, dan juga tak ingin membuat kakaknya khawatir. Setelah yakin menyembunyikan keadaannya barulah Jeongin mengangkat panggilan itu.
"Astaga Jeje!"
"Halo kak, Echan."
"Kenapa lampunya mati? Ayah belum ngisiin token?"
"Bukan kak, aku mau tidur ini, makanya lampunya dimatiin."
Di seberang sana Haechan tampak mengerutkan kening heran. Tentu saja, jam masih menunjukkan pukul 7 malam, dan ini terlalu awal untuk tidur.
"Kok cepet banget? Hidupin dulu lampunya, nggak kakak nggak bisa liat apapun Je."
"Buat apa kak Echan? Jeje mager tahu."
"Kamu nggak nyelinapin orang di kamar kan?" Jeongin panik, sudah ia duga sebenarnya tak bisa mengelabui kakaknya.
"Jeje bakal jujur tapi kakak jangan marah ya?"
"Kamu beneran nyelinapin orang?! Pacar!?" heboh Haechan diseberang sana.
"Bukan ih! Bentar." Jeongin menghidupkan lampu, dan keadaan kamar mendadak terang. Ketika Jeongin kembali mengarahkan ponsel ke wajahnya, Haechan tentu saja langsung sadar.
"Muka kamu kenapa?" Nada suara Haechan berubah mendadak. Lebih ke arah menuntut dan intimidasi. Jeongin mendadak ketar-ketir jika Haechan dalam mode ini.
"Jangan marah dulu, ini.. tadi berantem..--itu berantem sama preman, dia mau nyopet duit Jeje." Haechan masih menatap penuh selidik, dan Jeongin berusaha membuat ekspresi meyakinkan.
"Beneran?"
"Iyaaa, kakak nggak percaya sama Jeje?"
"Tergantung, kakak kan nggak tahu kamu masih jadi adik yang jujur atau enggak," balas Haechan.
Jeongin mencebik, ia kesal dicurigai, tapi tuduhan Haechan juga berdasar. Karena memang penjelasannya tentang luka ini kebohongan.
"Kak Echan."Jeongin menatap memelas. Dan seperti biasa hal itu berhasil merayu Haechan.
"Oke, sementara kakak bakal percaya. Tapi minggu depan kakak bakal ke Jakarta. Kakak punya perasaan yang nggak enak tentang kamu, Je. Kalau ada apa-apa tolong jujur ya."
Jeongin tertegun, insting Haechan memang tajam. Tapi Jeongin bisa mengatasinya, karena tak ingin melibatkan Haechan dalam masalahnya. Lagipula ia sendiri yang berani memisahkan diri, jadi konsekuensi harus ditanggung sendiri bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece | Markhyuck
RandomBACA WARNING! Keisengan baru🙏 *** Kedatangan Seo Haechan sebagai murid baru di SMA Derlangsa. Tak ada yang istimewa, hanya saja ia menjadi pusat perhatian setelah terang-terangan menyatakan suka pada Mark Jung. Masalahnya cuma satu Haechan menginc...