39. Si Penelpon dan Tujuannya

1.1K 166 20
                                    

Vote, komen and happy reading 🧡
.
.

Mertika hospital.

Menyatakan bahwa Yang Jeongin positif hamil.

Hal itu yang ditangkap Haechan kala mendapati tespek dan surat keterangan dari dokter yang berasal dari kotak besi Jeongin. Mertika hospital, apa jangan-jangan hilangnya Hyunjin berhubungan dengan hal ini?

Jauh diluar itu semua, Haechan merasa kecewa, entah pada adiknya, entah pada dirinya sendiri. Dari kecil mereka saling menerima untuk menjadi saudara, Haechan bahkan tak tahu adiknya mengalami hal berat seperti ini.

Suara ketukan pintu membuat Haechan buru-buru menyimpan kotak itu, ia tak ingin ayah dan bundanya tahu. Mereka sudah punya banyak kesedihan selama ini, jadi Haechan ingin mencari tahu sendirian sekarang.

"Kenapa bunda?" heran Haechan.

"Ada tamu tuh dibawah."

"Siapa?" heran Haechan. Ten juga mengangkat bahu acuh, melihat respon Ten, Haechan yakin bukan teman sekolahnya, apa jangan-jangan temannya yang di Bandung ya?

"Kamu gak pernah ngapa-ngapain anak orang kan, Chan?" tanya Ten serius.

"Hah? Ngapa-ngapain maksudnya, bund?" Semakin bingung lah Haechan dibuatnya.

"Di depan ada tamu cewek, tampilannya kacau banget," jelas Ten. Haechan berterima kasih dan buru-buru menghampiri tamu yang dimaksud bundanya. Haechan pun terkejut kala mendapati seorang perempuan dengan penampilan yang berantakan, terlihat kacau sekali, ada beberapa luka di pipi dan lengannya. Apa gadis ini baru saja kena perampokan?

"Lo nyari gue?" Haechan bertanya hati-hati, gadis itu tampak tidak baik-baik saja. Haechan bahkan sempat takut dan mengira bahwa ia pasien RSJ yang melarikan diri. Tapi melihat wajah bersih, pakaian dan juga jam tangan mahal yang digunakannya, gadis itu bukan seperti yang Haechan duga.

"To..long." Tersentak kaget, menjadi respon pertama Haechan kala mendengar suara gadis itu. Suaranya mirip dengan orang yang menelponnya dalam minggu-minggu ini. Jadi dia penelpon yang Haechan kira orang iseng itu?

"Lo tenang dulu, duduk disini." Gadis itu menurut, ketika Haechan menggiringnya duduk ke sofa. Setelah memberikan minuman, Haechan menyadari bahwa gadis itu mirip seseorang.

Butuh waktu yang lumayan lama sampai gadis itu tenang, dan Haechan sudah mendapatkan jawaban gadis itu mirip siapa. Sebenarnya banyak pertanyaan yang akan ia todongkan, tapi melihat tampilan gadis itu kacau, Haechan jadi tak tega.

"Kak, tolong."

"Lo sebenarnya kenapa?" Haechan tak yakin bisa menolongnya, karena ia pun belum mengerti situasinya. Gadis itu tak kunjung menjawab, ia tampak ketakutan sekaligus gelisah. Namun pertanyaan di otak Haechan mendesak untuk mendapat jawaban.

"Lo Yeji, adik Hyunjin?" Akhirnya terlepas juga, sontak membuatnya menoleh dan mengangguk pelan. Benar, sosok yang belum pernah Haechan temui itu ternyata adiknya Hyunjin. Mereka terlihat mirip, jadi Haechan gampang menebaknya. Tapi situasi ini belum Haechan pahami.

Alasan Yeji menelponnya namun hanya diam, membiarkan panggilan itu terdengar hening. Dan kedatangan gadis itu dalam keadaan kacau.

"Lo dalam kesulitan apa?"

"Abang menghilang." Haechan juga tahu jika sahabatnya itu menghilang, dan apa yang Yeji harapkan pada Haechan. Ia saja tak berhasil menemukan Hyunjin sampai sekarang.

"Gue juga nyari Hyunjin, kalau lo aja gak tahu apalagi gue."

"Tapi gue tahu sebab abang hilang." Haechan sontak terkejut, ia menatap serius netra Yeji. Gadis itu tahu sesuatu sepertinya.

Puzzle Piece | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang