40. Tak Semudah Itu

1.3K 176 19
                                    

Vote, komen,and happy reading 🧡
.
.

Pagi hari, seperti biasa Haechan harus sarapan bersama sebelum berangkat sekolah. Kali ini ada anggota tambahan di meja makannya, ada Yeji yang tampak canggung bergabung dengan mereka. Ia tak enak, tapi Ten memaksanya ikut sarapan.

Anggota keluarga itu menikmati makanan dengan baik, meskipun tak ada pembicaraan, acara sarapan pagi itu tampak menyenangkan.

Usai makan, Johnny harus pergi ke kantor sedangkan Ten akan menyusul nanti ke toko kue. Dan drama pagi yang biasa Haechan nikmati adalah ayahnya yang merengek pada bundanya untuk nanti berkencan.

"Ayolah bund, kita udah hampir sebulan loh nggak kencan." Suara Johnny membuat Haechan berdengus geli.

"Nggak kencan, tapi gulat di ranjang." Haechan mencibir membuat kedua orang tuanya menoleh, sedang Yeji yang mendengar interaksi itu mendadak syok, pipinya sedikit memerah karena orang itu membahas hal-hal privasi. Tapi Haechan begitu santai pada kedua orang tuanya.

"Astaga bear, ada Yeji tuh, malu ngomong gitu," tegur Ten, sebenarnya ia yang malu karena anaknya masih saja membahas hal-hal begitu di depan orang lain.

"Maklumin aja, ya Ji. Tuh pak tua kelebihan hormon." Haechan berbisik, tapi Johnny masih mendengarnya. Pria tampan itu tampak mendekat ke arah Haechan, lalu mencubit kedua pipinya karena gemas.

"Kalau ayah kelebihan hormon, adek kamu udah 15." Pipi Haechan melebar akibat ulah Johnny, menjadikan pemuda manis itu semakin terlihat menggemaskan.

Haechan tertawa karenanya. "Udah bisa bikin satu kelas itu."

Johnny geleng-geleng kepala, lalu pamit pada Haechan setelah putranya itu mengecup pipi Johnny. Lalu, ia lanjut ke arah Ten, tentu saja tak cukup kecupan di pipi melainkan di bibir, kombo sedikit dengan lumat-melumat.

"Malu banget gue liat ayah bunda kaya orang baru pacaran." Menutupi wajahnya yang memanas Haechan bergumam sendiri. Sedang Yeji yang masih setia berada disana juga ikutan blushing, ayah dan bundanya Haechan membuatnya benar-benar tersipu.

Selang beberapa menit Johnny pergi, Ten juga pamit lebih dulu untuk ke toko kue. Haechan pun seiringan keluar bersama Ten. Ia akan membawa motor hari ini, sebab nanti akan pulang lambat karena latihan di klub musik.

"Yeji kamu gak papa sendirian kan? Nanti kunci aja ya pintunya." Yeji mengangguk patuh, membiarkan Ten berangkat dengan mobilnya.

Haechan melambaikan tangan, lalu memakai helm dan menatap Yeji.

"Gue juga berangkat, lo masuk aja, kalau ada orang yang nggak kenal jangan dibukain pintu," nasihat Haechan.

"Kak Haechan ngomong kaya aku anak kecil gampang diculik aja." Haechan tertawa pelan, ia beranjak dengan motornya sedangkan Yeji berbalik ke dalam rumah.

Ini kesempatannya, semua anggota keluarga Seo sudah pergi. Setelah ini berhasil ia juga harus kabur.

***

Jam pertama sudah dimulai, tapi Felix mendadak gelisah karena belum mendapati kedatangan Haechan. Tumben sekali sahabatnya itu belum datang, meskipun sekarang guru mereka juga belum masuk, tapi Felix khawatir temannya ada masalah di jalan.

Puzzle Piece | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang