Vote, komen, and happy reading 🖤
.
.Usai dari pemakaman, Haechan dan Mark melipir ke sekolah lama Haechan. Mumpung libur, sekolah itu sepi dan hanya ada petugas kebersihan yang kebetulan tinggal di dekat sana dan juga satpam sekolah. Haechan hanya mengajak Mark berjalan-jalan ke tempat-tempat yang ia sukai di Bandung.
Salah satunya sekolah Xaverius punya momen yang berharga bagi Haechan. Ia dicintai disini, tak seperti di Derlangsa.
"Loh loh, si aa' udah lama nggak liat." Awal kedatangan mereka Haechan di sambut satpam sekolah. Ia tersenyum pada pria paruh baya yang akrab dengannya. Haechan menyalaminya, diikuti Mark tentunya.
"Apa kabar pak? Udah ketemu pengganti main caturnya?" Haechan bertanya kabar diiringi gurauan pada pria itu. Logat sundanya terdengar membuat Mark terkagum-kagum. Lidah Haechan sepertinya bisa menyesuaikan dimana pun ia berada.
"Belum. Eh aa' bawa temen baru, si kasep ini siapa namanya?" tanya satpam itu.
"Nama saya Mark pak," jawab Mark.
"Walah walah, bule kah a'?" kagumnya. Haechan tertawa menanggapinya, karena Mark menyebutkan namanya dengan logat Kanada.
"Bule Bekasi dia pak," gurau Haechan. Si satpam tertawa, sedangkan Mark tersenyum saja. Ia merasa senang ketika Haechan bisa senyaman itu hanya berbicara dengan satpam di sekolah lamanya.
"Si aa' aya-aya wae. Ini mau main ke dalam kah?" tanyanya.
"Iya pak, hari ini biasanya ada ekskul boxing kan ya?" Pria itu mengangguk, jadwal di sekolah lama Haechan belum berubah ternyata. Kalau begitu di dalam pasti ada Heeseung, Ryujin, dan juga Jihoon.
"Iya, masuk aja, si geulis sama si kasep lagi ngumpul," suruhnya.
"Kalau gitu kami ke dalam dulu ya pak. Ayo Mark." Haechan lebih dulu menarik Mark untuk masuk ke sekolahnya. Senyum Haechan mengembang kala menjelajahi sekolah yang tampak sepi itu. Memorinya dijemput di sana, ada bayang-bayang ia dan Heeseung berteriak bersama Ryujin ketika menonton Hyunjin di lapangan futsal.
Ada bayangan ia dan Jihoon berebut minuman di lapangan basket. Bahkan melewati kolam ikan di sekolah itu, ada bayangan Ryujin yang tak sengaja terjatuh karena sibuk lari dari Haechan. Seketika Haechan terkekeh geli, ia merindukan momen kebersamaan teman-teman lamanya disini. Yang mana tak ia dapatkan di Derlangsa.
Tapi apapun itu Haechan bersyukur masih punya Felix, Han, dan Seungmin menjadi temannya di sana.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Mark.
"Gue kangen di sekolah ini. Gimana sekolah lama gue? Keren kan?" Mark manggut-manggut, ia mengagumi keindahan sekolah Xaverius, tone warna yang tampak memanjakan mata dan posisi letak lapangan serta ruangan yang mudah ditemukan menurut Mark menarik.
Mereka sempat berhenti di mading sekolah, Mark memperhatikan isi mading itu, dan membuatnya tertarik dengan satu informasi.
"Seo Haechan, ace SMA Xaverius. Penulis Shin Ryujin." Mark membacanya dengan nada mengejek, membuat Haechan kesal.
"Kok masih ada aja, udah dari kelas X anjir." Ia ingat kala itu Ryujin memajang fotonya seperti artikel ini karena memenangkan perlombaan debat. Sebelumnya lebih dulu Haechan memenangkan kompetisi boxing, dan cerdas cermat. Prestasi Haechan berada top one di SMA Xaverius. Dan hal itu perlu dipamerkan, kalau kata Ryujin waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece | Markhyuck
RandomBACA WARNING! Keisengan baru🙏 *** Kedatangan Seo Haechan sebagai murid baru di SMA Derlangsa. Tak ada yang istimewa, hanya saja ia menjadi pusat perhatian setelah terang-terangan menyatakan suka pada Mark Jung. Masalahnya cuma satu Haechan menginc...