25. Secuil Masa Lalu

1.6K 208 63
                                    

Vote, komen, and happy reading 🖤
.
.

"Kak Nana! Tebak apa yang terjadi tadi?"

Tak hanya si Nana yang menoleh, tapi tiga orang lain di meja itu juga ikut menoleh. Ruang OSIS sore ini sudah tampak sepi setelah rapat yang membicarakan tentang festival ulang tahun sekolah yang akan diadakan sebentar lagi. Orang yang dipanggil Nana itu terkekeh pelan.

"Aktif banget, hati-hati ntar kesandung lagi, Jeongin," tuturnya.

Yang dipanggil Jeongin itu menyengir membuat empat orang di meja itu tersenyum gemas. Mereka adalah Jaemin, Renjun, Jeno dan juga Mark. Sepertinya hari ini Jeongin baru sempat menemui mereka mengingat tadi ia tak bisa ke kantin bersama.

"Hehe, tebak dong Jeje abis ngalamin apa."

"Ngintipin cogan di toilet?" tukas Jaemin jahil.

"Heh! Jeje nggak mesum!" protesnya. Orang yang duduk di hadapan pemuda itu terkekeh pelan. Jemarinya bergerak mengangkat benda persegi berlensa, mengarahkan objek foto pada manusia yang tengah bicara.

Click

Satu jepretan berhasil ditangkap, memberikan efek cahaya kilat. "Kak Jeno jangan foto pas gitu, jelek!"

Jeno hanya tertawa pelan, menunggu kertas yang akan keluar dari benda itu. Prosesnya tak lama, hingga memunculkan gambar Jeongin bersama Jaemin yang tengah tertawa berdua.

"Ngoleksi foto Jeje lagi, awas aja lo macam-macam sama fotonya," ancam Jaemin.

"Kapan gue ngoleksi coba, semua foto yang dari kamera ini gue selalu ngasih ke Jeongin." Benar, walaupun Jeno suka memotret Jeongin diam-diam, kadang sampai korupsi waktu pembelajaran, ia selalu menyerahkan hasilnya pada Jeongin. Meskipun kadang protes pemuda manis itu selalu menyimpannya dan memajang di kamar.

"Yang ini buat aku juga?" tanya Jeongin.

"Karena lo cantik di sini, gue simpan ini." Jeno memasukkan hasil potret nya itu ke dalam saku seragam. Hal itu tak luput dari pandangan Renjun. Si pendek, menatap dua Jung bersaudara bergantian. Ia geleng-geleng kepala, dalam hati menikmati kebodohan semua ini.

"Jadi ada apa Je?" Renjun mengembalikan topik yang akan dikatakan oleh Jeongin.

"Tadi aku kan ketemu pak Suho, ditanyain kenapa nggak ke kantin, terus aku bilang uang jajannya ketinggalan pak, dan pak Suho ngeluarin duit 200 ribu. Masa dibilang 'bapak ada cash segitu, cukup nggak buat jajan? Nanti bilang aja ke orang kantin biar di tf pak Suho' bayangin kak, bayangin, kesempatan ya udah Jeje bilang, masih kurang sih pak, tapi nggak papa, terus bilang makasih deh." Jaemin dan Mark kompak tertawa mendengar cerita itu. Jeongin memang ada saja tingkahnya, semua guru kadang tertipu dengan wajah polosnya.

"Dasar rubah licik," ledek Renjun.

"Makasih, itu pujian kan."

Mark yang sedari tadi menjadi pendengar tersenyum kecil. Gemas dengan ekspresi Jeongin yang beragam. Pemuda yang sejak tahun pertama mengikut bersama mereka ini memang sering bertukar cerita. Tapi hanya dengan Jaemin, kalau dengan Mark entah kenapa Jeongin sedikit kaku, padahal Mark menyukai Jeongin kala pemuda itu bercerita. Wajahnya ekspresif, membuat Mark gemas.

Puzzle Piece | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang