33. Permintaan Maaf

1.7K 203 28
                                    

Vote, komen, and happy reading 🖤
.
.

Kembali ke sekolah. Haechan merasakan ada yang berbeda setelah semua tentang Jeongin terungkap. Akhir-akhir ini tak ada lagi pembullyan yang ia dapat. Mendadak orang-orang itu menghilang. Haechan juga tak menemukan keberadaan Jaemin dan Jeno, dua orang itu tampak kompak meliburkan diri.

Helaan napas terdengar, rasanya aneh jika Derlangsa tak bergosip tentangnya. Karena Haechan terbiasa dengan pembicaraan buruk orang-orang tentang dirinya.

Dan juga kelasnya terasa sepi, Felix tadi lebih dulu keluar karena ada pertemuan dengan anggota ekskul taekwondo dulu. Jam istirahat seperti sekarang membuat Haechan malas keluar kelas, ia sedang dilanda banyak pikiran.

Ia memutuskan berdiam diri di kelas saja.

"Chan buru ke lapangan basket!" Haechan terkejut kala Han berteriak lalu menariknya sepihak. Kebingungan melanda, kala ia melihat lapangan ramai dengan siswa-siswi Derlangsa. Bukan seperti biasanya lapangan basket ramai untuk menonton pertandingan, tapi lebih seperti kerumunan yang punya objek ditengahnya.

Haechan membiarkan Han membawa dirinya lebih dekat, menerobos kerumunan yang tampak kesal karena ulah mereka berdua.

Mata Haechan membulat kala melihat ada beberapa orang termasuk Arin dan Mina tengah berada di antara kerumunan ini. Mereka dipermalukan, tubuh mereka penuh dengan kotoran yang sepertinya sampah basah bekas makanan. Haechan tak mengerti, terlebih melihat Mark yang juga berdiri dihadapan orang-orang itu layaknya bos.

"Kenapa ini?" tanya Haechan.

"Chan! Untung lo dateng, Mark mendadak gila Chan, dia mau balas dendam soal pembullyan lo dan Jeongin!" Felix berujar heboh diikuti Seungmin dibelakangnya.

"Maksudnya?"

"Orang-orang di tengah lapangan itu, adalah orang-orang yang terlibat pembullyan Jeongin tahun lalu dan juga pembullyan lo," jelas Seungmin.

Beralih ke arah orang-orang di tengah lapangan itu, emosi Haechan juga ikut memuncak. Ada 3 laki-laki dan 6 perempuan yang tampak berada di sana. Orang-orang ini yang membuat adiknya menderita selama di Derlangsa. Mereka yang memberikan adiknya luka mendalam hingga pergi dari dunia.

Haechan mengepalkan tangannya erat, langsung menuju salah satu laki-laki di sana. Menarik kerah baju yang dipakai dan melayangkan pukulan keras mengakibatkan lebam pada wajah orang itu.

Semua orang terkejut termasuk Han, Felix dan Seungmin.

Sepertinya menarik Haechan untuk menghentikan Mark adalah langkah yang salah, karena Haechan justru punya dendam lebih dari Mark yang bukan siapa-siapa.

"Chan, gue minta maaf, kami cuma disuruh."

"Udah kaya anjing aja lo pada nurut, kalau lo semua disuruh lompat jurang juga mau!?" Haechan kembali emosi, dan kini mengarah salah satu pemuda yang tampak lebih takut diantara yang lain. Tak ada yang berniat menghentikan aksi Haechan, bahkan Mark dan Renjun yang menonton membiarkannya.

"Lo! Lo punya dendam apa sama Jeongin?" Haechan mencengkram erat wajah pemuda yang tampak sudah kacau. Ringisan terdengar, karena Haechan menekankan kukunya disana.

"G-gue..."

"Apa? Lo disuruh juga!?" bentak Haechan.

"Bukan, dia duluan yang mulai. Dia berani nolak gue, emang apa yang dia punya--"

"Bangsat!" Lagi-lagi Haechan melayangkan pukulan pada orang itu. Giginya bertaut mengakibatkan gemertuk tajam terdengar. Darah Haechan benar-benar panas mendengar alasan yang menurutnya tak masuk akal.

Puzzle Piece | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang